5 Fakta Tentang Blockchain
-
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Tak sedikit orang mungkin merasa asing saat mendengar istilah blockchain. Namun begitu mendengar kata bitcoin, orang barangkali akan langsung mengerti atau malah mengaitkan bitcoin dengan blockchain.Padahal, blockchain bukan bitcoin. Blockchain merupakan sebuah teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk beragam industri, seperti finansial, logistik, dan lainnya.
Daripada penasaran, simak beberapa fakta menarik soal blockchain berikut ini.
Blockchain lebih aman
Blockchain adalah sistem pencatatan yang baru, yang memungkinkan orang yang tidak saling percaya untuk saling bertukar data, dan juga mata uang.
Di samping itu, Co Founder Global Blockchain di Shanghai, Sam Lee mengatakan bahwa blockhain adalah distribusi data dengan sistem yang memiliki keamanan yang membuatnya tidak dapat diretas.
Baca juga: Mengenal Blockchain, Teknologi Super Aman Buat Keuangan Seperti Bitcoin
Bitcoin adalah blockchain, tapi blockchain bukan bitcoin
Blockchain bisa diibaratkan dengan Operating System (OS), sementara bitcoin adalah aplikasinya. Blockchain adalah teknologi yang mendasari bitcoin.
Rhein Mahatma, Director of Education Vexanium, Local Blockchain Platform Indonesia mengatakan, “Jadi bitcoin itu pakai blockchain, sedangkan blockchain lebih luas dari bitcoin. Itu adalah database.”
Blockchain bisa dipakai untuk pelabuhan
Karakter blockchain adalah data tak bisa diubah. Selain industry finansial, blockchain juga bisa dipakai di pelabuhan.
“Contohnya kayak port. Lagi-lagi sama, banyak pihak yang tidak saling percaya, saling bersaing harus berkolaborasi supaya port-nya itu bisa jalan. Di Indonesia, Pelindo kayaknya mereka lagi belajar blockchain, kalau di Singapura sudah ada,” ujar Rhein.
Baca juga: 10 Hashtag Terpopuler di Twitter Indonesia
Ya! Pelabuhan merupakan salah satu industri yang memerlukan database dan banyak pemangku kepenting. Agar transfer data tetap aman, dibutuhkan blockchain.
Kesadaran masyarakat Indonesia soal blockchain masih kurang
Kesadaran masyarakat, terutama pebisnis atau perusahaan soal blockchain dinilai kurang.
“Awareness-nya masih agak kurang dari segi pebisnis, maksudnya perusahaan yang mau menggunakan blockchain, seperti perusahana logistik, supply chain, pemilik market place misalnya, itu mereka masih banyak yang belum paham penggunaan blockchain untuk bisnisnya,” ungkap Rhein.
Publik yang mengerti blockchain masih sedikit
Publik yang mengerti blockchain juga dinilai masih sedikit. Kebanyakan orang juga masih menganggap blockchain adalah bitcoin.
Rhein mengatakan, “Tradder bitcoin yang saya tahu paling banyak 1,8 juta di Indonesia. Bahasa gampangnya itu member Indodax (bursa aset digital asal Indonesia) dan yang mengerti blockchain jauh lebih sedikit dari itu, apalagi belajarnya susah.”
VIDEO Hands-on Galaxy Fold