Lagi Viral, Awan di Gunung Rinjani Seperti Topi
(Foto: Twitter @dadangpratama)
Uzone.id - Pemandangan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, lagi berbeda pada Rabu (17/7/2019). Ada awan bertengger di atas puncak gunung menyerupai topi.Langit juga tampak begitu cerah ketika itu. Foto dan video pemandangan tersebut beredar di media sosial.
Baca juga: Netizen 'Ngadu' ke Hotman Paris untuk Bantu Kasus Rius vs Garuda
Dari berbagai sumber, fenomena itu disebut awan lentikular. Meski dari jauh kelihatan memesona, awan ini sesungguhnya berbahaya.
Terbentuk di puncak gunung, awan lentikular menandakan terjadi pusaran angin seperti badai.
Bagi pendaki, fenomena ini bisa memicu hipotermia--keadaan suhu tubuh yang turun hingga di bawah 35 derajat Celsius.
Selain Gunung Rinjani, Gunung Bromo juga pernah mengalami fenomena yang sama pada Desember 2018.
Ketika itu terjadi, Twitter BMKG mengungkapkan, fenomena awan topi yang tampak diam atau disebut cap cloud.
Baca juga: Daftar Wilayah yang Terkena Dampak Gempa Bali
Cap cloud berbentuk lenticular (cekung-cembung) dibentuk oleh angin lapisan atas pada arah horizontal. Ini merupakan awan jenis stratus (tumbuhnya menyamping) yang melayang di atas atau di atas puncak gunung yang terpisah.
Terbentuk oleh pendinginan dan kondensasi udara lembap yang dipaksakan naik ke atas, karena orografi atau ada gunung dan di atas puncak gunung.
Awan Lenticularis di Gunung Rinjani - NTB pagi ini
— TaeKook Real ???????? (@MiraIdora79) July 17, 2019
17/07/2019@BTS_twt pic.twitter.com/Oa4yG0c4NH
Selain Gunung Rinjani, Gunung Bromo juga pernah mengalami fenomena yang sama pada Desember 2018.
Ketika itu terjadi, Twitter BMKG mengungkapkan, fenomena awan topi yang tampak diam atau disebut cap cloud.
Baca juga: Dianggap Pencemaran Nama Baik, Siapa yang Laporkan Rius ke Polisi?
Cap cloud berbentuk lenticular (cekung-cembung) dibentuk oleh angin lapisan atas pada arah horizontal. Ini merupakan awan jenis stratus (tumbuhnya menyamping) yang melayang di atas atau di atas puncak gunung yang terpisah.
Terbentuk oleh pendinginan dan kondensasi udara lembap yang dipaksakan naik ke atas, karena orografi atau ada gunung dan di atas puncak gunung.