Home
/
News

Bukan T-Rex, Ini Dinosaurus Terbuas yang Hidup di Bumi

 Bukan T-Rex, Ini Dinosaurus Terbuas yang Hidup di Bumi
arah.com23 July 2017
Bagikan :

Tyrannosaurus rex (T-Rex) dikenal sebagai predator puncak di muka Bumi. Tapi, nyatanya, ada dinosaurus buas yang hidup jauh sebelum kemunculan T-Rex.

Ahli paleontologi dari North Carolina State University, Amerika Serikat, telah menemukan sisa-sisa fosil spesies baru dinosaurus pembunuh raksasa yang hidup di Bumi pada 100 juta tahun lalu.

Spesies baru itu diindentifikasikan dari jenis Siats meekerorum. Nama Siats sendiri berasal dari legenda Ute asli dari wilayah Utah, AS, yang memiliki arti makhluk haus darah dan pemakan manusia, dilansir Science Recorder, Minggu (23/7).

Menurut para ahli paleontologi, dinosarus karnivora yang baru ditemukan ini diperkirakan memiliki berat 3 ton dan panjangnya hampir sama dengan bus kota.

Ukuran itu merupakan terbesar ketiga dari semua dinosaurus yang ditemukan di Amerika Utara.

"Fosil Siats meekerorum ditemukan di wilayah lereng berbatu di Cedar Mountain Formation, Utah, pada tahun 2008 lalu. Butuh waktu dua tahun untuk mengumpulkan dan menganalisis tulang-tulang yang tersebar di bebatuan," kata Lindsay Zanno, pemimpin penelitian dari North Carolina State University.

Dia menambahkan, dari hasil analisis sendimen batuan diketahui bahwa tulang-tulang besar memiliki umur 98 juta tahun. Selain itu, penemuan fosil ini telah mengisi catatan kosong selama 30 juta tahun dari dinosaurus yang hidup di Amerika Utara.

"Siats meekerorum diperkirakan hidup 30 juta tahun sebelum munculnya Tyrannosaurus rex (T-Rex) sebagai salah satu pembunuh puncak di Bumi," ungkap Zanno.

Para ahli paleontologi juga menyebutkan penyebab ukuran raksasa dari dinosaurus ini mungkin disebabkan karena pada sekitar 100 juta tahun lalu Bumi dipenuhi vegetasi yang subur dan mangsa yang berlimpah.

"Seiring berjalannya waktu dan beberapa kerusakan di Bumi, Siats meekerorum mulai berevolusi menjadi jenis T-Rex sebagai dinosaurus predator yang berukuran lebih kecil," ujar Peter J. Makovicky, Paleontologis dari Chicago Field Museum of Natural History, AS.

populerRelated Article