First Impression Kendarai Royal Enfield Classic 350
Uzone.id - Royal Enfield telah meluncurkan seri Classic 350 terbaru untuk pasar Indonesia melalui virtual pada 22 Februari 2022.
Asyiknya, penyuka motor klasik kali ini dimanjakan dengan pembaruan di bagian-bagian yang sangat vital pada All New Classic 350, seperti mesin baru, sasis baru, suspensi baru, ada panel digital dan USB Port Charger.Kebetulan, Royal Enfield menyediakan unit test ride untuk All New Classic 350 di Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 pada 31 Maret -10 April.
Kami pun mengambil kesempatan untuk menjajal langsung All New Classic 350 varian Signals warna Desert Sand di salah satu ajang pameran otomotif terbesar di Indonesia ini.
Nah, bagaimana first impression selama mengendarai All New Classic 350?
BACA JUGA: Segini Pajak Tahunan Hyundai Creta
Pertama kali, saya harus merebahkan motor ini dari standar dua sebelum riding. Bagi yang belum terbiasa menggunakan motor ini, seperti saya, rasanya berat sekali. Maklum saja, All New Classic 350 bobotnya 195 kg.
Selanjutnya, saya pun duduk di jok motor ini. Wah, rasanya nyaman banget gaes. Empuk banget.
Namun, sayangnya saya harus sedikit jinjit. Itu karena tinggi badan saya 167 cm, sedangkan ketinggian jok motor ini ke tanah 805 mm atau 0,8 meter. Tak cuma itu, boks di kiri-kanan yang berada di bawah jok didesain mengembung sehingga kaki pun tambah ngangkang.
Saya sempat bingung mencari tombol starter di motor ini. Gak tahunya, starter pada Classic 350 bukan model tombol, melainkan bentuknya bulat dan digeser ke kanan dengan jempol yang diletakkan di handlebar sebelah kanan. Dan, mesin pun menyala.
Suara mesin All New Classic 350 masih tergolong halus. Berbeda dengan tipe Meteor 350 yang lebih berisik yang juga disediakan di area test ride.
Saya pun mulai memasukkan gigi 1. Cukup lembut dan gas sedikit dipelintir. Tarikan bawah pada mesinnya terasa nendang.
Di atas kertas, mesin Classic 350 power punya tenga maksimal 20 hp @6.100 rpm dan torsi maksimal 27 nm @4.000 rpm.
Wajar saja, dengan torsi 27 nm dan cuma dicapai dengan 4.000 rpm saja membuat motor ini putaran bawahnya galak.
BACA JUGA: Harap Sabar, Beli Royal Enfield Classic 350 Inden Hingga 8 Bulan
Lalu, saya ikuti barisan con yang dipasang di area test ride yang satu putarannya tak sampai 200 meter. Meskipun tak bisa digeber kencang mengingat terbatasnya area test ride, saya bisa merasakan motor ini sangat cocok bagi pemula yang ingin memiliki motor gede.
Setangnya tegak dan tinggi membuat posisi riding sangat nyaman dan badan bisa duduk dengan tegak. Ketika berbelok tajam pun, motor ini mudah dikendalikan.
Suspensi terasa empuk berkat diameter as di suspensi depan diperbesar dari 37 mm menjadi 41 mm. Kemudian, suspensi belakang menggunakan Dual Twin Tube dengan 6-Step setelan preload.
Selain itu, setiap saya melakukan perpindahan gigi terasa halus dan lembut. Beberapa kali saya gas agak kencang kemudian rem dan setiap tikungan pindahkan gigi ke lebih rendah.
Handling-nya terasa enak dan tangan tidak terasa ada getaran yang biasanya diakibatkan oleh getaran mesin.
Mesin yang dibawa oleh All New Classic 350 ini memang baru dan telah menghilangkan getaran dari mesin versi sebelumnya.
Minimnya getaran di mesin Classic 350 terbaru ini berkat adanya fitur balancer shaft.
Sekedar informasi saja, All New 350 Classic varian Signals yang saya kendarai ini dijual Rp107,9 juta (on the road Jakarta)
Evolusi Royal Enfield G2 era PD II
All New Royal Enfield 350 Classic masih mempertahankan desain G2 sejak era Perang Dunia II. Untuk mesinnya pakai tipe silinder tunggal 349,34 cc, 4-Stroke SOHC 2 valve berpendingin udara
Sistem distribusi bahan bakar sudah menggunakan injeksi. Di bagian ban depan pakai ukuran 100/90 - 19, sedangkan ban belakang pakai ukuran 120/80 - 18.
Untuk memperlambat atau menghentikan sepeda motor mengandalkan rem cakram di bagian depan dengan ABS dual channel. Begitu juga di bagian belakang sudah cakram.