Presiden: Pemuda jangan takut bersaing dan berani ambil risiko bisnis
Presiden Joko Widodo berharap kepada pemuda-pemuda Indonesia untuk tidak takut bersaing dan berani ambil risiko bisnis dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Jangan takut bersaing anak-anak muda, kita tidak akan kalah bersaing, asal peluang dibuka, opportunity itu," kata Presiden saat membuka acara Young on Top National Conference 2018 di Jakarta, Sabtu.
Dalam kesempatan ini, Kepala Negara meminta para peserta Young on Top National Conference 2018 bisa melakukan survei kecil-kecilan untuk membuka peluang bisnis.
"Survei kecil-kecilan, harus ilmiah. Disurvei betul-betul, sehingga kita punya kalkulasi, perhitungan-perhitungan baik dalam menentukan lokasi, baik dalam menentukan jenis bisnis yang akan kita kerjakan," ungkapnya.
Kepala Negara juga mengatakan para peserta yang hadir untuk tidak takut mengambil risiko dalam menjalankan bisnis.
"Jangan takut yang namanya risiko, kalau tidak berani mengambil risiko jangan masuk ke dunia bisnis. Saya sudah merasakan namanya jatuh-bangun, bangun-jatuh, di bolak-balik enggak sekali dua kali dan biasa bahwa ada risiko untung, ada risiko rugi," ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya, dirinya telah meminta perusahaan berbasis teknologi, seperti Plug and Play, untuk membangun ekosistem di Indonesia agar memiliki inkubator dalam melepas startup (pebisnis pemula) semakin banyak.
Presiden ingin mendorong lebih banyak starupn muda, seperti Tokopedia milik William Tanuwijaya, Bukalapak milik Ahmad Zaki, yang memulai pada umur 32 tahun, Go-jek milik Nadiem Makarim yang juga berumur 34 tahun.
"Nggak bisa bayangin masih muda-muda seperti ini sudah memiliki aset, punya kekayaan. Ini yang dijual ide. Oleh sebab itu saya mengajak saudara-saudara semua serius berani menentukan, berani mengambil risiko," katanya.
Namun Presiden kembali mengingatkan risiko yang diambil itu sudah dikalkulasi, jangan yang nabrak-nabrak.
Dalam kesempatan ini, Presiden juga mengundang dua peserta yang sudah memiliki bisnis kecil dan yang akan memulai bisnis. Salah satu peserta, Rendi, menceritakan memiliki starup, rumahjasa.net yang merupakan aplikasi penyedia jasa, misalnya seorang guru yang ingin menawarkan jasanya, dan profesi lainnya seperti fotografi.
Sedangkan peserta lainnya, Dea dari Bekasi yang bercerita sering gagal masuk PNS sehingga akan mencoba membuka katering.
Dalam hal ini, Presiden memberi nasihat bahwa jika membuka bisnis itu harus fokus, jangan sering berganti-ganti.
"Setiap bisnis pasti ada masalah, nggak ada bisnis itu mulus. Yang mahasiswa sambil belajar ngak apa-apa. Anak saya jual pisang goreng sambil sekolah, tapi harus lulus," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi akan reuni dengan alumni UGM
Baca juga: Presiden Tandatangani Perpres terkait penambahan fungsi Kemenperin