Home
/
News

Torpedo Kambing Bikin Suami Greng di Ranjang, Mitos atau Fakta  

Torpedo Kambing Bikin Suami Greng di Ranjang, Mitos atau Fakta  
TEMPO.CO04 September 2017
Bagikan :

Olahan daging kambing dan dampaknya pada kesehatan menjadi pembahasan yang menarik di Hari Raya Idul Adha.

Kambing menjadi salah satu jenis hewan kurban dan memiliki banyak mitos seputar konsumsinya. Baca: Tip Mengolah Daging Kambing agar Tak Bau dan Tetap Sehat


Beberapa keyakinan masyarakat seputar daging kambing antara lain, bermanfaat meningkatkan tekanan darah sampai meningkatkan gairah seksual, khususnya jika menyantap alat kelamin alias 'torpedo' kambing.

Berikut ini penjelasan terkait mitos tersebut dari pakar gastroenterologi, ilmu tentang penyakit pada sistem pencernaan, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Syam:

1. Daging kambing menaikkan tekanan darah


Preview

Masyarakat meyakini daging kambing cocok dikonsumsi mereka yang menderita hipotensi atau tekanan darah rendah. Menurut Ari Syam, tekanan darah rendah bisa disebabkan berbagai hal, misalnya perdarahan, kurang minum, dehidrasi, kelelahan, dan kurang tidur. Baca juga: 3 Langkah Menyimpan Daging Kambing agar Tetap Segar

Tensi yang rendah juga dapat disebabkan gangguan pada jantung, baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung. "Tapi pada sebagian masyarakat tanpa melihat kenapa tensi darahnya rendah langsung mengkonsumsi daging kambing secara berlebihan," ujarnya. Kalau tensi turun karena gangguan jantung lalu makan daging kambing, justru akan fatal dan memperburuk keadaan.

2. 'Torpedo' meningkatkan gairah dan kinerja seksual
Preview

Ari Syam menjelaskan, testis kambing memang banyak mengandung hormon testosteron. Namun jika kandungan hormon ini langsung dikaitkan dengan gairah seksual, itu keliru. Peningkatan gairah seksual, menurut dia, terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan.

Dia mengingatkan, daging kambing juga daging merah lain seperti sapi mengandung lemak hewani yang biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah. Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani yang dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.

"Daging kambing memang mengandung zat gizi yang kita butuhkan, tapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan," ujarnya. Adapun dampak langsung akibat mengkonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit, dan berpotensi memperparah seseorang yang diketahui menderita penyakit asam lambung. Belum lagi, efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Artikel terkait: 5 Asupan Penetralisir Daging Kambing agar Tak Ganggu Kesehatan

ANTARA

Berita Terkait:

populerRelated Article