Home
/
Lifestyle

10 Lokasi Wisata Favorit di Labuan Bajo Komodo

10 Lokasi Wisata Favorit di Labuan Bajo Komodo

Suara01 July 2016
Bagikan :
Preview
|

Anda punya rencana ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT)?

Menteri Pariwisata (Menpar),  Arief  Yahya merekomendasi 10 titik destinasi yang perlu Anda kunjungi selama di Labuan Bajo, lebih dari sekadar Pulau Komodo, #PesonaLebaranLabuanBajo #PesonaLabuan Bajo #PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia:

Loh Liang, Pulau Komodo & Loh Buaya, Pulau Rinca.

Loh Liang merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Komodo. Wisatawan dapat mengamati satwa komodo langsung di habitatnya bersama fauna lain, seperti rusa, babi hutan, burung gosong, dan lainnya dalam hutan kanopi endemik Komodo. Selain itu wisatawan juga bisa mengamati burung, pendakian (Loh Liang-Gunung Ara), penjelajahan (Loh Liang-Loh Sebita). Dari Labuan Bajo menuju lokasi Loh Liang, wisatawan dapat menggunakan kapal atau speedboat dari Labuan Bajo. Wisatawan juga dapat mengunjungi lokasi ini dari Sape dengan menggunakan kapal atau dari Lombok dan Bali dengan menggunakan kapal wisata.

Loh Buaya merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Rinca. Wisatawan dapat menyaksikan hutan bakau, padang savanna, dan satwa liar, misalnya komodo, rusa timor, kerbau liar, monyet ekor panjang, kuda liar serta berbagai jenis burung. Sama seperti Loh Liang, aktivitas yang ditawarkan antara lain pengamatan satwa liar, penjelajahan (Loh Buaya-Wae Waso, Loh Buaya-Golo Kode), pengamatan kalong di Pulau Kalong (depan Kampung Rinca), dan pengamatan batu balok di kampung Rinca. Dari puncak bukit yang dikenal dengan Golo Kode, pengunjung dapat menyaksikan panorama dan bentang alam yang cukup fantastik karena keterwakilan berbagai tipe ekosistem dapat disaksikan dari tempat ini

 Pulau Padar

Padar adalah pulau ketiga terbesar di area Taman Nasional Komodo, yang terletak di antara Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau Padar memiliki pantai yang sangat indah dan merupakan salah satu jalur migrasi Pari Mant. Dengan kontur yang eksotik, perjalanan di Pulau Padar cukup menantang. Di puncak, turis akan dimanjakan oleh pemandangan fenomenal panorama tiga pantai dengan warna berbeda, yaitu merah jambu, putih, dan hitam.

Gili Laba

Salah satu view spot terkenal lainnya adalah Gili Laba, yang merupakan selat pertemuan dua pulau, Gili Laba Darat dan Gili Laba Laut. Tidak hanya menjadi titik penyelaman favorit, Gili Laba menawarkan pemandangan panorama yang indah, baik saat matahari terbit maupun terbenam.

Pantai Pink, Pulau Komodo

Daya tarik utama pantai ini adalah hamparan pantai berpasir berwarna pink (merah jambu). Warna pink disebabkan oleh fragmen-fragmen karang merah yang bercampur dengan pasir putih. Pantai ini memiliki perairan dangkal yang indah dengan terumbu karang dan biota karang yang menawan. Aktivitas yang biasa dilakukan oleh turis yang berkunjung adalah snorkeling, diving (menyelam) dan mandi matahari. Pantai ini dapat diakses memalui jalan setapak dari Loh Liang atau akses langsung dengan boat/kapal.

Taka Makassar, Manta Point

Taman Nasional Komodo sangat beruntung karena menjadi jalur migrasi berbagai biota laut, salah satunya Pari Manta. Terletak di perairan dekat Pulau Komodo, wisatawan dapat menyelam atau snorkeling untuk melihat kumpulan ikan Pari Manta bermain-main di arus yang cukup kencang. Namun, Pari Manta hanya dapat dijumpai pada kondisi dan cuaca yang baik. Selain itu, Taka Makassar juga memiliki area softcoral (terumbu karang) yang indah dan tidak jarang terlihat penyu di sana.

 Pantai Pede

Pantai Pede terletak di Desa Gorontalo, berjarak lebih kurang 1 kilometer (km) dari Labuan Bajo, dengan akses jalan beraspal yang kondisinya baik, sehingga sangat mudah dicapai dari Labuan Bajo. Pantai ini membentang di antara dua bukit, yaitu Bukit Pramuka dan Bukit Gorontalo. Dengan pasir putih yang membentang dan pemandangan pulau-pulau kecil di depannya (Pulau Batu, Pulau Bajo, Pulau Seture), Pantai Pede menawarkan salah satu view sunset (matahari terbenam) terbaik di Labuan Bajo.

Goa Batu Cermin

Goa Batu Cermin terletak di Desa Batu Cermin, lebih kurang 3 km dari Kota Labuan Bajo. Sinar matahari  mampu masuk ke dalam gua melalui lubang dan kemudian memantul di dinding batu yang seolah-olah merefleksikan cahaya kecil ke area lain di dalam gua, terlihat sepert sebuah cermin. Di dalam gua sepanjang sekitar 200 meter (m) yang memiliki banyak lorong itu, dipenuhi dengan aneka stalagtit dan stalagmit yang masih terpelihara dengan baik. Selain itu juga ditemukan fosil hewan laut yang menempel di sejumlah bagian gua, seperti fosil terumbu karang, ikan, dan penyu. Gua ini diteliti lebih lanjut oleh Theodore Verhoven, seorang pastor Belanda yang juga seorang arkeolog, pada 1951. Menurut Verhoven, selama ribuan tahun, gua ini berada di dasar laut.

Cunca Wulang & Cunca Rami

Masih dari aktivitas outdoor lainnya, Cunca Wulang dan Cunca Rami terletak sekitar 2 jam dari kota Labuan Bajo. Kedua destinasi ini menawarkan pengalaman trekking menyusuri hutan dan tebing menuju air terjun. Ketinggian Cunca Rami sekitar 30 m dan Cunca wulang sekitar 15 m, dimana diperbolehkan untuk berenang apabila kondisi alam memungkinkan.

Danau Sano Nggoang

Danau Sanonggoang merupakan danau vulkanik terbesar di bagian timur Indonesia.  Luasnya mencapai 513 hektare (ha) dan kedalamannya diperkirakan 500 m. Puncak Golo Dewa adalah tempat terbaik untuk melihat pemandagan Danau Sano Nggoang dan sekitarnya. Daerah ini bisa dicapai 45 menit sampai 1 jam dari Kampung Nunang. Selain itu, hutan di sebelah timur danau merupakan tempat hidup 90-an jenis burung, dan empat diantaranya adalah endemik Flores. Di daerah ini sudah terdapat guest house dan homestay, sebagai tempat penginapan.

 Puncak Gunung Mbeliling

Puncak Gunung Mbeliling merupakan salah satu puncak tertinggi di Labuan Bajo, dengan ketinggian 1.250 meter dari permukaan laut (mdpl).  Puncaknya merupakan area terbaik untuk melakukan aktivitas berkemah, sedangkan tutupan hutan sepanjang jalur trekking masih baik dan merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis burung, dimana dua diantaranya adalah endemik Flores  (Gagak Flores dan Serindit). Selain itu, terdapat beberapa tanaman herbal yang biasa digunakan oleh masyarakat dan ada pula titik pemujaan tempat mengharapkan datangnya hujan pada masa dahulu.

Preview


Berita Terkait:



 
populerRelated Article