icon-category Technology

10 Teknologi Canggih dari Peradaban Masa Lalu ini Hilang Tanpa Jejak

  • 02 Dec 2018 WIB
Bagikan :

Kebanyakan dari kita seringkali membayangkan masa lalu penuh dengan keterbatasan, minim teknologi, tidak beradab, dan tidak berpengetahuan. Padahal tidak begitu sebenarnya. 

Peradaban masa lalu justru telah mampu menciptakan atau menemukan teknologi yang menakjubkan bahkan mungkin saja tidak dapat diikuti kecanggihannya oleh manusia di era sekarang. 

Banyak juga teknologi canggih yang kita lihat hari ini, ilmu dasarnya ditemukan berabad-abad lalu, merekalah yang mulai merintis perkembangan teknologi hingga dapat seperti sekarang. 

Namun sayangnya tidak semua teknologi atau teknik yang berasal dari masa lalu dapat kita nikmati hari ini karena teknik atau teknologi tersebut tidak diturunkan ke generasi penerusnya atau bahkan hilang. 

Nah, kali ini Keepo akan memberi informasi mengenai teknologi-teknologi canggih dari masa lalu yang hilang secara misterius. Mau tau apa aja teknologi tersebut? Yuk, langsung aja kita simak!

1 Api Archimedes

Api Archimedes

Archimedes yang berasal dari Syracuse lahir pada tahun 287 sebelum Masehi. Nama Archimedes dikenal dunia sebagai ahli matematika. Archimedes dengan keahlian dan kecerdasannya mampu menciptakan berbagai senjata mukhtahir.

Tercatat dalam sejarah bahwa Archimedes menggunakan cermin dengan sudut tertentu untuk menghancurkan kapal-kapal musuh yang menyerang Syracuse. Kapal-kapal tersebut, hanya dalam hitungan detik, hangus oleh kobaran api. 

Cara yang dilakukan Archimedes ini mengilhami para ilmuwan untuk menciptakan ulang penemuan tersebut. Sayangnya, para ilmuwan mengalami kendala ketika mengarahkan cahaya dari cermin ke titik kecil sampai ke arah kapal. 

Penemuan tersebut terus-menerus diuji coba hingga pada tahun 2005 sekelompok mahasiswa MIT hampir berhasil membuat ulang api "kaca terbakar".

2 Biola Stadivarius

Biola Stadivarius

Antonio Stradivari adalah seniman asal Itali yang hidup pada tahun 1644 hingga 1737. Antonio Stradivari begitu masyhur dalam sejarah pembuatan instrumen musik. 

Sekitar 500 biola milik Antionio Stradivari bertahan hingga saat ini dan dibandrol dengan harga US$ 10 juta atau sekitar Rp 150 miliar.

Kedelapan keturunan Stradivari adalah yang beruntung mendapatkan warisan berupa teknik dan material untuk pembuatan biola Stradivari dan instrumen lainnya. 

Nahasnya, saat ini teknik tersebut telah hilang. Para ilmuwan hanya bisa membuat estimasi sekadarnya tentang pembuatan biola stradivari. Salah satu rahasia pembuatannya adalah kayu yang digunakan untuk material biola terbuat dari pohon yang telah tumbuh selama zaman es dengan keunikan dan kepadatan khusus.

3 Cahaya Bintang

Cahaya Bintang

Tercatat pada tahun 1970-an, Maurice Ward, ahli kimia amatir, tengah menciptakan produk perawatan rambutnya sendiri.

Saat proses pembuatan tersebut, ia secara tidak sengaja membuat material tahan panas yang kemudian dikenal dengan istilah Starlite atau cahaya bintang. Pada tahun 1993 acara teknologi milik BBC "Tomorrow's World” memfitur Starlite .

Dalam acara tersebut, sebuah telur dilapisi dengan Starlite kemudian dibakar dalam waktu 10 menit. Setelah waktu habis, telur tersebut kemudian dipecah dan tetap mentah karena Starlite melindunginya dari panas. Secara teori, Starlite dipercaya memiliki kemampuan untuk melindungi manusia dari panasnya ledakan nuklir.

Ward meninggal pada tahun 2011, dan selama masa hidupnya ia belum pernah berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan mana pun untuk memproduksi penemuannya. Komposisi pembuatan Starlite pun tidak pernah diungkap oleh Ward.

Meski demikian, Ward mengaku hanya keluarga dekatnya yang mengetahui proses penciptaan Starlite, namun setelah kematiannya, tidak ada satu pun anggota keluarga Ward yang menunjukkan proses penciptaannya. Kabar burung mengatakan bahwa Starlite disabotase dan diklaim oleh pemerintah AS.

4 Api Yunani

Api Yunani

Peperangan air yang terjadi di Byzantium kuno merupakan peperangan yang sangat mengerikan, terutama bagi para pelayar Eropa Barat yang menyaksikan langsung ketika golongan Byzantine membakar kapal-kapal yang sekadar berlayar di laut. Api Yunani yang dipercaya telah digunakan sejak abad ke-7 hingga abad ke-12 setelah Masehi. Api Yunani yang diikuti dengan "petir" dan asap menghasilkan kobaran api yang tidak bisa dipadamkan. Hanya material pasir, cuka dan urin dalam jumlah besar yang bisa memadamkan kobaran api Yunani. Komposisi dari senyawa api Yunani sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti oleh para ilmuwan.

5 Sinar Kematian

Sinar Kematian

Seorang ilmuwan dan penemu, Nikola Tesla, mengeklaim dirinya telah mengembangkan senjata penembak energi langsung selama 40 tahun. Pada tahun 1937, Tesla mengungkapkan bahwa senjata tersebut tidak lagi dalam proses eksperimen, dan ia telah mendemonstrasikan dan menggunakan senjata tersebut. 

Menurut Tesla, butuh waktu sedikit lagi untuk ia siap menunjukkan senjata ciptaannya pada dunia. Senjata yang dirakit oleh Tesla adalah semacam penembak energi partikel atau laser. Tesla pun mengeklaim bahwa senjata ciptaannya ini merupakan senjata jenis baru yang bisa mencapai jarak yang luar biasa jauh dan bisa menumbangkan pesawat dengan mudah. Klaim Tesla tersebut akhirnya membuat militer Amerika Serikat tertarik pada penemuanya.

Senjata Tesla ini kemudian diberi nama “Senjata Kematian”. Tesla tidak setuju dengan penamaan tersebut karena menurutnya senjata yang ia ciptakan adalah penembak partikel. Sayangnya, tidak ada yang mendukung Tesla dalam penemuannya ini hingga akhirnya senjata “Sinar Kematian” pun terabaikan.

6 Baja Damaskus

Baja Damaskus

Legenda mengatakan bahwa kekuatan baja Damaskus mampu membelah udara, membelah pedang menjadi dua, dan memotong peluru meriam. Pedang-pedang baja Damaskus yang asli memiliki pola khusus yang di bagian atasnya terdapat pola seperti air mengalir. Pedang baja tersebut dinamakan sesuai dengan nama ibukota Suriah, salah satu daerah berpenghuni tertua di dunia. Meskipun kekuatan baja Damaskus sangat diakui, pengetahuan tentang teknik membuat pedang baja Damaskus ini telah hilang sejak tahun 1700. Baca juga: Unik dan Jarang Terjadi, Inilah 5 Ketakutan Manusia terhadap Teknologi

7 Cold Fushion

Cold Fushion

Eugene Mallove, seorang profesor, ilmuwan dan penerbit majalah Infinite Energy, mendukung penelitian cold fusion. Cold fusion merupakan tipe energi yang dihasilkan oleh hidrogen yang berinteraksi dengan berbagai logam. Material radioaktif tidak digunakan pada cold fusion, sehingga tidak mengakibatkan bahaya radiasi dan sampah radioaktif. Mallove pernah menjelaskan eksperimennya pada tahun 1989 tentang cold fusion di University of Utah. Mallove mengungkapkan bahwa beberapa percobaan dan penemuan yang dilakukannya menghasilkan energi yang “dipadamkan" oleh para fisikawan arus utama. Para fisikawan tersebut adalah mereka yang menganggap cold fusion adalah penemuan yang remeh. Pada tahun 2004, Mallove yang tengah membersihkan rumahnya secara tiba-tiba dibunuh oleh anak laki-laki dari pemilik rumah sebelumnya. Setelah kematian Mallove, tidak ada ilmuwan yang berhasil mendokumentasikan cold fusion.

8 Kaca Fleksibel

Kaca Fleksibel

Sejarah mencatat bahwa sejak zaman batu manusia telah menggunakan kaca yang terbentuk secara alami, seperti obsidian. Mangkok kaca Romawi dengan bentuknya yang indah dan berasal dari abad ke-4 setelah Masehi merupakan objek kaca paling awal. Legenda Romawi mengungkapkan bahwa Pliny, Petronius, dan Cassius Dio bercerita tentang pekerja kaca sekaligus ahli kimia yang mampu menciptakan sesuatu yang sangat luar biasa. Kehebatan penemuan tersebut sampai membawanya ke hadapan Raja Tiberius Caesar antara tahun 14-37 setelah Masehi. Sang raja pun mengambil mangkok kaca fleksibel tersebut dan melemparnya ke lantai. Secara mengejutkan, mangkok tersebut tidak pecah dan hanya membengkok. Sang pengrajin memperbaiki mangkok tersebut dengan palu kecil dan mengaku bahwa ia adalah satu-satunya yang tahu cara membuat kaca fleksibel. Raja Tiberius tidak senang dengan penemuan tersebut karena ia takut material kaca fleksibel ini akan menurunkan harga emas dan perak. Akhirnya pengrajin tersebut dihukum mati dan penemuan kaca fleksibel hilang ditelan zaman.

9 Beton Romawi

Beton Romawi

Tidak sedikit jumlah kuil, jalanan, dan saluran air peninggalan bangsa Romawi yang masih berada dalam kondisi yang bagus hingga saat ini. Bahkan pelabuhan kuno yang mereka bangun masih kokoh berdiri meskipun telah dihantam oleh ombak lautan selama 2000 tahun lebih. Beton Romawi ini berusia setua bangsa Romawi kuno itu sendiri. Beton ini menggunakan jenis semen paling kuat yang pernah ada. Salah satu rahasianya adalah penggunaan abu vulkanis yang mampu mencegah keretakan dalam materialnya. Baja romawi ini adalah material dasar pembangunan Pantheon, kubah beton terbesar di dunia yang masih bertahan sampai sekarang. Sayangnya, beton Romawi saat ini tidak lagi digunakan dalam pembangunan.

10 Mithridatum

Mithridatum

Eliksir, ramuan penyembuh segala macam penyakit, pernah benar-benar diciptakan dan digunakan oleh manusia. Eliksir yang menggunakan 65 macam bahan ini dipercaya mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh racun apapun. Eliksir ditemukan oleh Mithradates VI, Raja Pontus. Resep Mithridatum atau eliksir ini ditemukan di lemari Raja Mithradates dan kemudian dibawa ke Romawi. Di Romawi, resep tersebut dibuat ulang oleh Dokter Andromachus dan Dokter Galen, perawat khusus Marcus Aurelius. Pada abad pertengahan hingga tahun 1786, Mithridate terus dikonsumsi untuk mencegah wabah dan penyembuh penyakit.Nah itu dia teknologi dari masa lalu yang hilang secara misterius. Yah sayang banget ya, coba aja gak hilang, pasti kita sekarang bisa menikmati penemuan-penemuan tersebut. Nah, sekarang agar tidak terjadi seperti yang menimpa 10 teknologi tersebut, yuk kita kembangkan dan wariskan setiap pengetahuan yang kita punya untuk generasi selanjutnya!Baca juga: Sejarah Singkat Kelahiran Google, Mesin Pencari Penguasa Jagat Maya

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini