2018 Jadi Tahun Terburuk untuk Traveling dengan Pesawat, Benarkah?
Perusahaan yang menangani hak penumpang, AirHelp membuat pernyataan bahwa 2018 menjadi tahun terburuk untuk terbang bagi para traveler. Dilansir Smarter Travel, AirHelp menuturkan bahwa 2018 menjadi tahun dengan kualitas layanan yang buruk dari banyak maskapai penerbangan internasional, overtourism, dan keterlambatan jadwal maskapai.
AirHelp mendata bahwa rata-rata ada 2.400 traveler asal Amerika Serikat yang mengalami gangguan penerbangan setiap harinya pada tahun 2018. Gangguan penerbangan terbesar diakui AirHelp berasal dari overtourism, atau jumlah wisatawan yang terlalu banyak.Sedangkan masalah cuaca dan kesalahan teknis dalam penerbangan memegang porsi yang lebih kecil dibandingkan dengan overtourism. Meski begitu, kedua aspek tersebut akan mempengaruhi ketepatan waktu dan kinerja maskapai penerbangan.
Apalagi menurut data Aviation Safety Network (ASN), kecelakaan pesawat yang terjadi pada tahun 2018 mengalami kenaikan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara menurut Travel and Leisure, angka kecelakaan pesawat tahun 2018 naik lebih dari 1.000 persen.
Kecelakaan pada 2018 lalu melibatkan 12 pesawat, tiga di antaranya merupakan penerbangan kargo, dan seluruh insiden menewaskan 556 orang. Meski begitu, jika dibandingkan dengan tahun 2000-an, ada sekitar 64 kecelakaan fatal yang terjadi dalam perjalanan menggunakan pesawat.
Artinya, kemungkinan terjadinya kecelakan pesawat adalah 1 banding 9.821 atau 0,01 persen. Jadi masih terhitung sangat aman.
Lalu, bagaimana dengan tahun 2019?
Menurut AirHelp, sementara ini tren traveling tidak akan surut. Yang artinya, baik para traveler maupun maskapai penerbangan harus bersiap untuk menghadapi beragam gangguan penerbangan akibat banyaknya jumlah pelancong.
Salah satunya adalah keterlambatan pesawat, karena traffic yang tinggi di bandara hingga kesulitan mendapatkan slot untuk terbang maupun mendarat.
Meski begitu, ada berbagai cara, lho, yang bisa kamu gunakan untuk menyiasati gangguan penerbangan, baik saat berada di bandara sambil menunggu jadwal terbang atau sebelum memulai perjalanan.
Beberapa di antaranya seperti terbang di hari-hari yang tidak sibuk, misalnya malam hari atau hari kerja. Membawa barang yang tidak terlalu banyak, menyiapkan powerbank atau pengisi daya ekstra, dan berangkat dengan spare waktu yang panjang menuju bandara.
Selain itu, biasakan pula untuk mencari tahu dan memahami hak-hak yang kamu miliki sebagai seorang penumpang dalam maskapai. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kamu saat hendak mengajukan kompensasi yang layak apabila armada pesawatmu mengalami keterlambatan, atau saat kamu menghadapi situasi yang tidak diinginkan.
Bagaimana pendapatmu?