3 Isu Digital Jadi Fokus G20, Akses Internet hingga Kebocoran Data
Foto: Presiden Jokowi di KTT G20 (sumber: Twitter @Jokowi)
Uzone.id - Transformasi digital menjadi salah satu isu prioritas KTT G20 Bali yang sudah resmi usai kemarin, Rabu (16/11). Isu ini juga telah disepakati dan menjadi perhatian para pemimpin negara anggot G20.
Ada 3 topik yang menjadi bahasan utama DEWG atau Digital Economy Working Group, yaitu kesetaraan akses digital (konektivitas), literasi digital, dan sehatnya ruang digital.Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menjelaskan ketiga fokus tersebut.
“Pertama, kesetaraan akses digital, 2,9 miliar penduduk dunia belum terhubung ke internet, termasuk 73 persen penduduk negara kurang berkembang,” jelasnya dalam Sesi III yang membahas Transformasi Digital G20, Rabu, (16/11).
Baca juga: Lho Kok Presiden Korea Selatan Malah Pakai Mercy bukan Genesis di KTT G20?
Jokowi juga mengungkapkan masalah lain terkait konektivitas, yaitu infrastruktur digital yang belum merata. Ada 390 juta orang yang tinggal wilayah tanpa internet nirkabel.
“Ketimpangan ini harus segera kita perbaiki. G20 harus dapat memobilisasi investasi untuk membangun infrastruktur digital yang terjangkau bagi semua,” tambahnya.
Isu kedua adalah literasi digital. Jokowi mengatakan kalau ‘melek digital’ bukan hanya sebuah pilihan namun sebuah keharusan.
“Literasi digital harus menjangkau semua, agar dapat berpartisipasi dalam ekonomi masa depan. G20 harus dapat menggerakkan kerja sama penguatan kapasitas digital bagi negara berkembang,” jelasnya.
Isu ketiga adalah lingkungan digital yang aman. Seperti yang kita tahu kalau kejahatan siber semakin ramai ditemukan di ruang digital.
Sebut saja misinformasi atau hoaks serta perundungan siber (cyberbullying), ada juga kebocoran data yang terus terjadi khususnya di Indonesia.
Menurut Jokowi, hoaks dan cyber-bullying dapat memecahkan persatuan dan mengancam demokrasi.
Baca juga: Lucunya, ‘Kucing Oyen’ Pak Jokowi Sambut Pagelaran KTT G20 di Bali
Bahkan kebocoran data akibat kejahatan siber berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga 5 triliun dolar AS pada tahun 2024.
“Untuk itu, keamanan digital dan perlindungan privasi harus dijamin. G20 harus mampu membangun kepercayaan sektor digital, termasuk melalui tata kelola digital global,” tegasnya.
Dalam penutupan sambutannya ini, Jokowi juga meminta semua pihak khususnya para pemimpin dan anggota G20 untuk bekerja sama memastikan manfaat digital agar dapat dirasakan secara merata untuk semua pihak.
“Saya mengundang kontribusi Yang Mulia untuk masa depan dunia digital yang aman, yang inklusif, dan yang bermanfaat bagi semua,” tutupnya.