4 Hal Penting bagi Founder di Awal Pengembangan Startup
Natali Ardianto adalah sosok yang telah cukup lama malang melintang di dunia startup tanah air. Ia sempat mendirikan startup direktori online Urbanesia dan situs booking lapangan golf Golfnesia, sebelum kemudian mulai membangun situs booking online Tiket pada tahun 2011.
Mengambil peran sebagai CTO, Natali pun sukses membawa Tiket menjadi sebuah bisnis dengan transaksi triliunan rupiah setiap bulannya.Dan pada acara Clapham StartupFest 2017 yang berlangsung pada tanggal 17 hingga 18 Februari 2017, Natali pun mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mulai membangun startup kepada para founder di kota Medan.
Jangan hadirkan terlalu banyak fitur
Pelajaran pertama yang Natali ambil dari pengalamannya dengan Urbanesia dan Golfnesia adalah keharusan sebuah startup untuk meluncurkan layanan dalam waktu yang cepat. Itulah mengapa ia menyarankan para founder untuk memulai sebuah produk dengan fitur yang tidak terlalu banyak.
“Versi awal dari Tiket sendiri saya bangun dalam waktu kurang dari empat bulan, dan saya mulai dengan hanya menghadirkan layanan booking hotel, bioskop, serta event,” ujar Natali.
Di kemudian hari, barulah ia meluncurkan fitur-fitur tambahan secara bertahap. Hal ini menurutnya bisa membantu sebuah startup agar bisa terus tampil di media. Natali sendiri melakukan hal yang sama di Tiket, dengan meluncurkan sebuah fitur baru paling tidak sekali setiap dua bulan.
Seorang founder pun tidak perlu menunggu situs atau aplikasi mobile yang mereka buat menjadi sangat sempurna. Tidak masalah meluncurkan sebuah fitur baru yang kurang sempurna, selama fitur tersebut masih bisa berfungsi dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu, tentu seorang founder harus selalu berusaha memperbaiki kekurangan tersebut hingga menjadi sempurna.
Jangan percaya pada asumsi pribadi
Sebelum membuat sebuah produk, Natali mengingatkan para founder agar tidak terjebak dalam asumsi pribadi. Ia menyarankan mereka untuk terjun langsung ke calon konsumen yang diharapkan, dan mencoba mendapatkan sebanyak mungkin masukan dari mereka.
Natali tidak menyarankan untuk tidak menanyakan pendapat kepada teman atau keluarga yang biasanya akan memberikan jawaban yang tidak objektif. “Kalian harus ingat, kalau startup seharusnya merupakan solusi dari masalah orang lain, bukan solusi dari masalah kalian sendiri.”
Natali pun menerangkan tentang keberadaan sekumpulan orang yang ia sebut sebagai Innovator. Orang-orang seperti itu sering kali mencoba sebuah layanan baru, namun tak jarang mereka juga mengeluarkan komentar-komentar yang pedas.
Menurut Natali, orang seperti itu biasanya mempunyai pandangan yang objektif tentang bagaimana seharusnya produk yang baik, dan seorang founder harus menganggap komentar mereka sebagai masukan yang positif.
Hindari sikap rendah diri
Hal lain yang menurut Natali harus dihindari oleh para founder adalah menganggap kalau startup yang mereka pimpin masih berskala kecil atau terlalu muda. Anggapan tersebut terkadang membuat sang founder menjadi takut ketika ada kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan besar.
“Tiket sendiri telah bekerja sama dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) ketika masih berusia enam bulan,” ujar Natali.
Namun Natali pun mengingatkan para founder untuk bersikap rendah hati dan terus berusaha belajar dari para orang hebat. Ia pun menyarankan para founder untuk membangun startup dengan sumber daya manusia yang mumpuni.
Hati-hati dengan permainan harga
Menurut Natali, beberapa startup punya keunggulan karena mereka menjadi layanan pertama yang hadir di sebuah bisnis. Itulah mengapa Detik dan Kaskus tetap bertahan sampai sekarang.
Meski begitu, ia pun tidak menampik kalau startup yang muncul berikutnya juga bisa menjadi pemimpin pasar. Ia hanya mengingatkan agar para founder tidak terjebak untuk berusaha menjadi pemimpin pasar dengan permainan harga seperti dengan memberikan diskon.
“Kebanyakan diskon hanya menarik konsumen yang tidak loyal,” pungkas Natali.
The post 4 Hal Penting bagi Founder di Awal Pengembangan Startup Menurut CTO Tiket appeared first on Tech in Asia Indonesia.