Home
/
Startup

4 Hal Yang Bikin PJJ Jadi ‘Future of Education’

4 Hal Yang Bikin PJJ Jadi ‘Future of Education’

Vania Puteri25 February 2021
Bagikan :

Photo by Thought Catalog on Unsplash

Uzone.id - Sudah hampir setahun pandemi COVID-19 berlangsung, dan lebih dari 800 juta pelajar di seluruh dunia menghadapi gangguan dalam kegiatan belajarnya. Menurut data dari UNESCO, terdapat penutupan sekolah sepenuhnya di 31 negara dan sekolah dengan jadwal paruh waktu mencapai 48 negara lain. Sayangnya, Indonesia masih masuk dalam daftar 31 negara yang belum dapat melanjutkan kegiatan belajar tatap muka.

Per 25 Januari 2021, pembelajaran jarak jauh sudah berlangsung selama 39 minggu. Kemdikbud telah menyediakan berbagai pelatihan dan bekerjasama dengan perusahaan teknologi edukasi untuk memberikan akses gratis ke platform belajar daring. Oleh karena itu, banyak guru yang mulai terbiasa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

“Jika pun PJJ diperpanjang, kami sangat siap karena sudah terbiasa dengan hal ini,” kata Ahmad Faqih, guru SMA Negeri 14 Jakarta, saat dihubungi Uzone.id, Rabu, 24 Februari 2021.

Baca juga: Tips Guru dan Sekolah Lancar Terapkan PJJ di 2021

Dijelaskan Faqih, sekolah online dengan tatap muka memang memiliki perbedaan dari sisi kelengkapan fasilitas. Namun inilah tantangan baginya. Memang semua fasilitas tidak dapat disediakan sendiri, terlebih bagi pelajaran yang membutuhkan praktik seperti laboratorium. 

Inilah salah satu kelebihan PJJ, yakni membuat guru lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pelajaran kepada murid.

Akan tetapi, perusahaan teknologi edukasi sudah banyak membantu dengan membuat media belajar yang interaktif dan mudah digunakan seperti puzzle daring, kuis, menampilkan gambar serta video interaktif. Murid tidak hanya mendengar penjelasan dari guru namun dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan interaktif yang menyenangkan.

“Penyesuaian saat ini adalah memastikan agar materi tersampaikan dengan baik kepada murid dan menambah variasi agar tidak membosankan,” ujar Faqih.

Terlebih ketika ujian. Dahulu, guru harus banyak mempersiapkan soal dan mencetak soal tersebut. Kemudian untuk mendapatkan hasil ujian juga terkadang terdapat kendala seperti lembar jawaban yang tidak dapat di­­-scan. Dengan ujian secara daring, masalah tersebut dapat diatasi karena tidak memerlukan atribut lain selain perangkat dan koneksi internet. Upaya mencontek juga dapat diminimalisir karena terdapat fitur yang melarang murid membuka tab lain. Fitur keamanan ini hadir di aplikasi Pijar Sekolah.

Guru juga dapat melihat statistik jawaban dari murid. Dari statistik tersebut, guru dapat mengetahui soal mana yang paling sulit dijawab. Hal ini dapat membantu guru memahami kesulitan yang dihadapi oleh muridnya.

Baca juga: Tips untuk Sekolah, Ciptakan Modul dan Buku Pelajaran Digital

Namun terdapat satu hal yang penting yaitu kestabilan server ujian. Apabila server bermasalah, maka waktu mulai ujian bisa diundur. Maka dari itu pilih penyedia platform yang dipercaya dan stabil seperti Pijar Sekolah. 

“Kalau levelnya (ujian) satu sekolah seperti saat ini sedang Penilaian Akhir Tahun (PAT) dan Penilaian Harian Bersama (PHB) jadi agak loading, tapi masih aman terkendali,” lengkap Faqih. Di awal semester baru 2021, SMA Negeri 14 Jakarta menggunakan Pijar Sekolah sebagai platform terintegrasi Pembelajaran Jarak Jauh.

Selain memperhatikan proses belajar murid, proses mengajar guru juga menjadi faktor penting. Platform belajar daring harus diiringi dengan pelatihan untuk menggunakannya bagi tenaga pengajar agar dapat dimaksimalkan manfaatnya.

Setidaknya ada lima kelebihan yang ditemui saat PJJ berlangsung menurut Education.com, yang meyakini jika PJJ akan menjadi masa depan dunia pendidikan.

  1. Fleksibel

Pendidikan online memungkinkan pengajar dan siswa untuk mengatur waktu belajar mengajar. Ada fleksibilitas tambahan dalam mengatur jadwal yang sesuai. Hasilnya, menggunakan platform pendidikan online memungkinkan keseimbangan yang lebih baik. Belajar online juga mengajarkan kita keterampilan manajemen waktu.

  1. Mudah diakses

Membuat sarana belajar untuk sekolah sejatinya tidaklah sulit dengan aplikasi dan teknologi yang banyak ditawarkan. Selain itu, kemudahan untuk mengakses dimana saja dan kapan saja juga menjadi perhatian penting, baik di smartphone maupun website. Semua bisa diakses hanya dengan satu sentuhan jari.

  1. Kustomisasi pola ajar

Meski terpaku pada kurikulum yang sudah ditentukan bukan berarti pola ajar mengikut cara tradisional. Guru bisa membuat cara mengajar sendiri, karena yang terpenting adalah siswa menerima apa yang telah diajarkan. Aplikasi digital banyak bertebaran di sini, seperti Pijar Sekolah yang menyediakan one stop solution untuk sekolah mengatur operasional sehari-hari. Mulai dari membuat ujian secara digital, buku digital yang mudah diakses, sistem manajemen sekolah yang lengkap dan teratur, sampai laboratorium maya.

  1. Hemat biaya

Penggunaan aplikasi sekolah berbasis digital tidak harus berbiaya besar. Sejatinya, teknologi harus memudahkan penggunanya dan hemat biaya. Pijar Mahir, misalnya. Sekolah hanya butuh mengeluarkan biaya setara dengan 5 buah buku merek Sidu per bulan untuk satu siswa. Jadi tidak ada lagi biaya-biaya yang harus dikeluarkan sekolah untuk membeli Lembar Kerja Siswa (LKS), buku ajar, perbaikan laboratorium, atau segala kebutuhan pengelolaan sekolah yang harus dibeli pihak Tata Usaha.

Bayangkan sekolah hanya membayar Rp20 ribu per siswa untuk semua fasilitas sekolah digital di Pijar Sekolah per bulan, atau sekira Rp240 ribu per tahun. Masih jauh lebih rendah ketimbang Dana Bos yang diterima sekolah, yang besarannya sekitar Rp1,1 juta sampai Rp2,4 juta per siswa SMP per tahun. Jika sekolah memiliki sekitar 200 siswa, hanya butuh mengeluarkan Rp4 juta per bulan untuk menggunakan sarana belajar digital di Pijar Sekolah.

populerRelated Article