Home
/
Lifestyle

4 Langkah Mentransformasi Hubungan Pertemanan Menjadi Percintaan

4 Langkah Mentransformasi Hubungan Pertemanan Menjadi Percintaan

Vallesca Souisa02 July 2019
Bagikan :

Sebagian orang memercayai, hubungan yang langgeng dimulai dari sebuah pertemanan. Menurut penelitian yang dilakukan Ashley Papa, penulis buku Vixen Investigation: The Mayoral Affairs yang diterbitkan pada 2017, 40 persen dari 2.000 responden berusia 18-34 tahun menyatakan, hubungan romantis mereka dengan pasangan mulanya berawal dari pertemanan yang platonik.

Mengambil langkah untuk mengubah teman atau sahabat menjadi pacar agak berisiko dan untuk itu kita harus melepas gengsi. Apakah Anda berada dalam situasi ini dan bingung bagaimana membuatnya menjadi kekasih Anda? “Jika Anda dan teman Anda memang memiliki koneksi atau ikatan yang kuat, nyaman, saling menghargai, ya, mengapa tidak mengambil keberanian untuk melangkah ke zona romantis,” bilang pakar hubungan dari New York, AS, Andrea Syrtash.

Masalahnya, mengungkapkan bahwa Anda mungkin mulai menyukainya lebih dari sekadar teman dan menginginkan hubungan yang lebih, bikin galau. Ada ketakutan, kalau dia tidak memiliki keinginan dan perasaan yang sama, maka Anda akan kehilangan teman terbaik. Andrea meyakinkan, jangat takut. “Mengambil risiko adalah bagian dari perjalanan cinta. Setiap langkah yang diambil pasti punya risiko, yang mungkin setimpal,” kata Andrea. Ini 4 langkah yang bisa ditempuh.

Menyiapkan hati

Sebelum melancarkan beragam langkah, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah hati Anda. Ini sulit, apalagi untuk wanita. Anda harus memaksa diri untuk realistis dan tidak baper. “Sadari sejak awal, akan ada beberapa macam reaksi. Jika dia perlahan menjauh setelah Anda mencoba melancarkan sinyal atau bicara, artinya dia mungkin nyaman dengan Anda, tapi tidak berpikir Anda orang yang tepat menjadi pasangannya. Atau dia mungkin bingung,” bilang terapis pernikahan dan keluarga dari Massachussets, AS, Dr. Karen Ruskin. Saat ini terjadi, jangan mengambek lalu marah. Belajar menerima kenyataan dengan lapang dada. Kalau tidak kuat, minta waktu untuk menyendiri, namun jangan putus komunikasi dengan sahabat baik ini. Siapa yang tahu, ada peluang lagi di hari lain.

(Depositphotos)
Preview

Mulailah tampil beda dan menggoda

Saking nyamannya, terkadang kita tidak memperhatikan penampilan setiap kali bertemu sahabat atau teman pria kita. Pria makhluk yang sangat visual. Kalau Anda tidak tampil menarik—sekalipun Anda nyaman dengan penampilan Anda—maka dia tidak akan tertarik secara seksual pada Anda. Pakailah rok, busana dengan warna-warna yang manis. Tak hanya sampai di situ, mulailah bersikap sedikit menggoda. “Bukan berarti centil, ya. Tertawalah lebih banyak di hadapannya, memainkan rambut, menyentuh lengannya, sesekali menyentuh bagian leher Anda saat berbincang, buatkan dia kue, pikatlah dia,” urai Andrea.

Mengubah rutinitas

Ciptakan suasana romantis di antara Anda dan dia, dengan mengubah rutinitas atau aktivitas Anda bersamanya. Kalau biasanya Anda dan dia bertemu saat joging atau menongkrong sepulang kerja, kini dengan penampilan yang berbeda, coba ajak dia menonton film berdua saja bioskop pada malam minggu, sekalian makan malam. Tujuannya mengetes, apakah dia mengiakan ajakan malam minggu bersama Anda atau memilih bersama wanita lain, yang mungkin sedang dia dekati. “Daripada memendam rasa, yang mana itu menyakitkan, lebih baik mengajaknya keluar secara spesial. Coba sesekali ajak dia berlibur bersama. Waktu berdua bersamanya lebih panjang, Anda bisa membuatnya melihat sisi lain diri Anda,” ucap Andrea.

Memberanikan diri bertanya

Apabila dia memenuhi setiap ajakan Anda juga merespons gaya Anda menggoda dengan menyenangkan, beranikan diri untuk meminta kejelasan, apakah hubungan ini masih sebatas pertemanan atau sudahkah beranjak lebih jauh? Terapis pernikahan dan keluarga dari Las Vegas, AS, Deidre Jenkins, mengatakan, sudah waktunya membuka komunikasi dengannya tentang kemungkinan ini dan membiarkannya menjawab dengan jujur. “Dalam setiap jenis hubungan, komunikasi sangatlah penting. Berkat komunikasi, kita mengetahui ke mana sebuah hubungan akan berujung. Hanya duduk diam dan menanti sesuatu terjadi, malah lebih berat. Jadi, tak ada salahnya bertanya, dengan catatan, Anda siap dan menerima segala jawabannya,” ungkap Deidre.

(val)

populerRelated Article