Home
/
Automotive

4 Masalah yang Ganggu Penjualan Mobil di Indonesia

4 Masalah yang Ganggu Penjualan Mobil di Indonesia
Tomy Tresnady20 May 2022
Bagikan :

Uzone.id - Pemerintah memberlakukan diskon Pajak Pendapatan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah atau PPnBM DTP saat sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami kemerosotan ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

Ternyata diskon PPnBM DTP efektif mendongkrak penjualan otomotif Indonesia. Ditambah dengan adanya pameran otomotif besar-besaran seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW).

Hingga April 2022, pasar otomotif nasional meraih penjualan ritel sekitar 320 ribu unit, atau naik 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu sekitar 257 ribu unit.

Sedangkan secara bulanan, pasar otomotif sedikit mengalami koreksi pada April 2022 menjadi sekitar 81 ribu unit, atau turun sekitar 9 persen dibandingkan bulan Maret 2022 sekitar 89 ribu unit.

BACA JUGA: Nikuba Siapkan Parade 5 Ribu Motor Hidrogen di Bali

Daihatsu tetap mempertahankan posisi nomor 2 penjualan otomotif nasional dengan raihan penjualan ritel hingga April 2022 sebanyak lebih dari 62 ribu unit, atau naik 41,8 persen vs YTD (year to date) April 2021.

Pada sisi market share, Daihatsu juga mengalami kenaikan sebesar 2,4 persen menjadi 19,5 persen pada YTD April 2022 vs YTD April 2021 sebesar 17,1 persen, dan menjadi kenaikan market share tertinggi di antara brand lain pada periode ini.

Dalam hal penjualan bulanan, segmen LCGC yang masih didukung oleh diskon PPnBM DTP LCGC berdampak sangat positif terhadap Daihatsu.

Tercatat pada bulan April 2022, penjualan LCGC Daihatsu secara total (Ayla & Sigra) mencapai 5.428 unit, atau naik 13 persen menjadi dibandingkan Maret 2022 sebanyak 4.811 unit.

BACA JUGA: Tesla Bangun Pabrik di Batang Tahun Ini, Solo Akan Pasok SDM

Isu Hangat yang Ganggu Penjualan Otomotif

Sebagaimana diketahui, saat ini secara makro ekonomi terdapat 4 hal isu terkini yang juga dapat berdampak kepada harga sebuah produk, termasuk kendaraan, seperti:

  1. Kenaikan suku bunga oleh The Fed sebesar +50 basis poin (bps) yang menyebabkan keluarnya arus modal dan depresiasi mata uang
  2. Isu Geopolitik: perang Rusia–Ukraina yang menghambat pertumbuhan ekonomi global
  3. Kenaikan harga bahan baku dan komoditas yang berdampak pada kenaikan biaya di berbagai aspek
  4. Negara China melakukan Lockdown yang berdampak pada perlambatan perkonomiannya, menurunnya penjualan retail dan ekspor-impor, naiknya tingkat pengangguran, serta kelangkaan chip yang kemungkinan masih akan terjadi pada tahun ini.

Meski demikian, Daihatsu masih tetap berproduksi dengan normal dengan 2 shift, dan belum menaikkan harga, sehingga saat ini jadi waktu yang tepat untuk membeli kendaraan Daihatsu.

“Daihatsu bersyukur dapat tetap mempertahankan posisi nomor 2 penjualan otomotif nasional hingga April 2022 ini. Semoga pasar otomotif tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, serta pelanggan juga dapat melakukan pembelian mobil Daihatsu di saat yang tepat seperti saat ini,” ujar Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO).

populerRelated Article