Home
/
Digilife

5 Kesalahan Paling Terkenal di Dunia Saat Pakai Microsoft Excel

5 Kesalahan Paling Terkenal di Dunia Saat Pakai Microsoft Excel
Aisyah Banowati08 November 2024
Bagikan :

Uzone. Id – Tak terasa, Microsoft Excel sudah hampir memasuki usia ke-40 tahun. Microsoft Excel pertama kali dirilis pada tahun 1985 untuk sistem operasi Macintosh. Baru, di tahun 1987, Microsoft merilis versi untuk Windows. 

Selama bertahun-tahun, Microsoft Excel telah menemani ribuan akuntan, pelajar, pendidik, hingga ilmuwan untuk mengolah dan menganalisis data. 

Namun, secanggih-canggihnya teknologi, terkadang harus kalah akibat human error. Selama hampir empat puluh tahun hadir dengan fitur-fitur yang terus dikembangkan oleh Microsoft, terdapat berbagai kasus kesalahan dalam penggunaan Microsoft Excel yang cukup menarik perhatian. 

Ketika dua ekonom asal Harvard salah menyertakan rumus Excel

Di tahun 2010 silam, dua orang ekonom bernama Carmen Reinhart dan Kenneth Rogoff menerbitkan sebuah makalah berjudul Growth in a Time of Debt. Salah satu topik yang dibahas dalam makalah tersebut yakni korelasi antara utang dan PDB. 

Tertulis bahwa tingkat pertumbuhan rata-rata untuk negara-negara dengan utang publik lebih dari 90 persen dari PDB kira-kira satu persen lebih rendah daripada negara-negara lain, tingkat pertumbuhan rata-rata beberapa persen lebih rendah.

Namun, di tahun 2013, ditemukan fakta bahwa kedua ekonom lulusan Harvard tersebut melakukan kesalahan pada lembar Excel yang mereka kerjakan. Terungkap bahwa salah satu rumus tidak menyertakan semua baris yang seharusnya. Artinya, terdapat lima negara dikecualikan dari analisis.

Sehingga, bukannya turun sebesar 0,1 persen, penelitian mereka seharusnya menemukan bahwa ekonomi yang dimaksud tumbuh sebesar 2,2 persen. Namun, meski mendapat kritikan, kesalahan tersebut tidak mengubah kesimpulan akhir dari makalah yang telah Carmen Reinhart dan Kenneth Rogoff kerjakan.

Ketika seorang akuntan salah memasukan rumus

Di tahun 2003 silam, Fannie Mae membuat publik tercengang setelah perusahaan tersebut menerbitkan laporan hasil triwulan pada tahun 2003 yang berisi kesalahan akuntansi yang jumlahnya lebih dari USD1 miliar. 

Fannie Mae atau Federal National Mortgage Association (FNMA) merupakan perusahaan yang disponsori pemerintah (GSE) yang membeli hipotek dari pemberi pinjaman untuk membantu menyediakan perumahan yang terjangkau di Amerika Serikat. 

Setelah ditelusuri, ternyata kesalahan tersebut disebabkan oleh akuntan yang salah memasukan rumus pada lembar kerja Excel perusahaan. Akibat dari kesalahan tersebut, harga saham Fannie Mae turun hampir 6 persen dalam 20 menit. 

Tak lama, Fannie Mae mengeluarkan rilis yang menekankan bahwa kesalahan perhitungan tersebut tidak mempengaruhi laba yang dilaporkan perusahaan. 

Ketika agen mata-mata melakukan kesalahan saat menyadap

Badan mata-mata internal Inggris, M15, melakukan penyadapan terhadap nomor masyarakat umum di tahun 2010 silam. Petugas Security Service dan Serious Organised Crime Agency secara tidak sengaja menyadap 30 nomor telepon yang salah. Hal ini diungkapkan dalam laporan yang dikeluarkan oleh Komisioner Intersepsi Komunikasi saat itu, Sir Paul Kennedy.  

Namun, atas dasar keamanan nasional, tidak ada satupun korban yang diberi tahu bahwa nomor mereka telah disadap. Setelah diselidiki, ternyata kesalahan tersebut disebabkan oleh kesalahan format pada lembar spreadsheet yang mengubah tiga digit terakhir dari masing-masing nomor telepon menjadi 000.  

Ketika masalah muncul karena terlambat beradaptasi

Sebanyak 16.000 kasus virus corona di Inggris tidak masuk ke dalam laporan akibat Public Health England (PHE) menggunakan format file versi lama dalam menginput dan mengolah data pada Microsoft Excel.

Jadi, di tahun 2020 kemarin, PHE menjadi pihak yang mengumpulkan catatan untuk menganalisis tes usap masyarakat Inggris untuk menemukan siapa yang mengidap virus corona. Mereka kemudian memberikan hasil mereka dalam bentuk daftar berbasis teks yang dikenal sebagai file CSV.

BBC melaporkan jika PHE telah menyiapkan proses otomatis untuk mengumpulkan data ini ke dalam template Excel sehingga kemudian dapat diunggah ke sistem pusat dan disediakan bagi tim Tes dan Penelusuran NHS, serta dasbor komputer pemerintah lainnya.

Masalahnya adalah pengembang PHE sendiri memilih format file lama untuk penyimpanan data, yakni format XLS Excel yang sebenarnya sudah memiliki versi baru dengan format XLSX. Akibatnya, setiap template hanya dapat menangani sekitar 65.000 baris data, bukan lebih dari satu juta baris yang sebenarnya mampu ditangani Excel.

Dan karena setiap hasil pengujian menghasilkan beberapa baris data, dalam praktiknya setiap template dibatasi hingga sekitar 1.400 kasus. Padahal, jika PHE menggunakan format XLSX, jumlah kasus yang ditangani bisa 16 kali lipat lebih banyak. 

Kasus London Whale, sebuah bencana dari penyusunan lembar Excel yang buruk

Skandal London Whale menyebabkan bank JPMorgan Chase & Co. merugi hingga USD6 miliar dalam perdagangan dan denda hampir USD1 miliar di tahun 2012. Penyidik menemukan fakta bahwa terjadi kegagalan serius dalam pengendalian internal dan pengukuran akuntansi nilai wajar. 

Model risiko yang memantau portofolio yang menentukan tersebut dioperasikan melalui serangkaian lembar kerja Excel, yang harus diselesaikan secara manual, melalui proses menyalin dan menempel data dari satu lembar kerja ke lembar kerja lainnya, mengutip pada The Guardian. 

Laporan menyebutkan jika terjadi kesalahan pada model risiko yang memantau portofolio. Ketika dibaca, kesalahan terjadi setelah sel (dalam Excel) secara keliru dibagi dengan jumlah dua suku bunga, dan bukan rata-rata. Jadi, dapat dikatakan, jika kesalahan besar ini diawali karena kekacauan dalam pembuatan lembar kerja Excel. 

populerRelated Article