5 Kiat Mengatasi Stres Saat Membangun Startup
-
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Para peneliti telah menemukan sebuah fakta menarik terkait generasi milenial dan startup. Mengutip e27, generasi milenial cenderung memulai bisnis mereka sendiri daripada bekerja kantoran.Alasan di balik fenomena ini mungkin adalah tren orang-orang yang ingin membangun sesuatu dari nol. Hal ini membuat mereka merasa mempunyai kepemilikan (ownership) dan kreativitas (creativity).
Tentu saja, membangun startup identik dengan perancangan produk, pemasaran, investasi, dan lainnya yang membutuhkan kerja keras sekaligus menyebabkan stres dan depresi.
Tapi jangan khawatir. Masih dari sumber yang sama, berikut ini beberapa kiat mengatasi stres saat membangun startup.
Baca juga: Yummy Corp, Startup Katering Lokal yang Terima Kucuran Dana Rp109 M
Mengatasi penyebab stres
Bukan mengatasi semua hal yang mengarah pada stres, melainkan area tertentu dalam startup yang menyebabkan stres.
Kamu perlu mencari tahu alasan penyebab stres. Setelah itu, kamu bisa mengatasinya dengan dua cara: membasminya atau membentuknya.
Sebagai contoh, kalau angka penjualan kecil adalah yang membuat kamu stres, kamu dapat mencari cara-cara untuk meningkatkan penjualan, menggunakan taktik pemasaran baru, atau berinvestasi di bidang yang mendukung penjualan.
Karena itu, penting untuk mengetahui penyebab utama stres pada startup, agar kamu bisa mengatasinya.
Baca juga: Mau Kembangin Startup? Coba ke Coworking Space Baru ini di Jakarta
Banyak membaca
Bill Gates, Warren Buffet, Elon Musk, dan lainnya. Sebagian besar pengusaha sukses yang wajahnya terpampang di kover Forbes adalah pembaca setia.
Ada dua alasan utama kamu yang terjun ke dunia startup wajib membaca. Pertama, membaca mampu menarik perhatian kamu dari ketegangan rutinitas harian dan membantu kamu menjadi rileks.
Kedua, membaca buku memberikan kamu ide dan inspirasi yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi masalah pada startup. Bacalah bisnis atau biografi orang-orang sukses , agar kamu tetap terinspirasi.
Baca juga: Startup Alodokter Disuntik Dana Rp467 Miliar
Mencari mentor
Entah kamu sedang di puncak kesuksesan atau di titik nol, kamu selalu membutuhkan seorang mentor untuk menunjukkan arah yang benar, membantu kamu saat menemukan hambatan, dan meyakinkan kamu bahwa semua akan baik-baik saja.
Kamu bisa meminta saran kepadanya. Kalau saran darinya tidak berhasil, kamu jangan kehilangan harapan. Sebaliknya, kamu bisa mendiskuskan kembali untuk menemukan saran baru. Hal ini mungkin gak menghilangkan stres kamu, tapi ada ide yang bisa kamu serap.
Baca juga: Dari 1.000, Cuma 150 Startup yang Berhasil, Miris atau Wajar?
Fokus pada proses, bukan hasil
Ya, memaksimalkan keuntungan adalah tujuan akhir dari setiap startup. Tapi kamu harus bersabar untuk itu.
Dalam mendirikan startup, fokus utama kamu harus tertuju pada aktivitas dan prose, sedangkan hasil dan keuntungan harus kamu tempatkan di nomor berikutnya.
Ini akan membantu kamu mengurangi stres dalam membangun startup.