5 Pelajaran Kehidupan dari Kisah SpongeBob Squarepants
Kisah animasi SpongeBob Squarepants genap berusia 20 tahun pada Mei tahun ini. SpongeBob bukan hanya terkenal di Amerika Serikat, bahkan hingga ke Indonesia.
Sejak debut pada 1 Mei 1999, cerita kehidupan makhluk bawah laut ini pun menjadi budaya pop tersendiri di kalangan generasi milenial.
Namun nyatanya SpongeBob dan kawan-kawan bukan cuma menghibur, melainkan mengajarkan banyak hal. Melansir CNN, berikut lima pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Spongebob Squarepants terlepas menjadi bahan meme lucu.
Yakin Akan Diri Sendiri
Seringkali orang merasa ragu untuk melakukan hal yang diinginkan. Namun itu tak berlaku bagi SpongeBob Squarepants. Sebagian besar kehidupannya berisi kegiatan yang memang ia gemari.
Salah satunya ketika melihat kegiatan SpongeBob sebagai tukang masak di restoran Krusty Krab. Ia nyaris selalu memulai hari dengan -kelewat- optimis dan siap menghadapi semua pekerjaan.
Bahkan ketika pekerjaannya amat menumpuk dan teman kerjanya amat malas untuk membatu dirinya, SpongeBob tak membiarkan ragu mengganggu pikirannya.
SpongeBob dimunculkan selalu percaya akan kemampuan dirinya, dan ia menampilkannya setiap pagi ketika terbangun dari tidur.
Lihat juga:Pemakaman John Singleton Akan Digelar Tertutup |
Baik Tanpa Pandang Bulu
Salah satu karakter SpongeBob yang mestinya ditiru oleh generasi milenial adalah berbuat baik kepada siapapun, apa pun, tanpa pandang bulu.
Karakter ini yang melekat dalam diri SpongeBob. Meski digambarkan sebagai sosok yang naif, makhluk kotak kuning ini sering melakukan banyak tingkah tak jelas hanya untuk membantu orang lain. Dan memang niatnya begitu.
Tak peduli apakah hal itu akan merugikannya atau membuat keuntungan, SpongeBob tak pernah membeda-bedakan kepada siapa ia akan berbuat baik. Semua orang sama.
Preview |
Teman Kunci Kesenangan
SpongeBob nyaris menganggap semua penduduk Bikini Bottom adalah temannya, bahkan untuk Plankton yang selalu berusaha mencuri resep dan memanfaatkan dirinya.
Namun bagi SpongeBob, Patrick adalah segalanya. Bintang laut gemuk berwarna jambon dan kadang bodoh adalah teman yang sempurna, baik kala suka maupun duka.
Persahabatan SpongeBob dan Patrick menggambarkan bagaimana pertemanan seharusnya terjalin, bisa tertawa bersama, berpetualang bersama, saling mengandalkan, dan membuat kenangan bersama-sama. Teman adalah kunci kebahagiaan.
Akui Kesalahan
Tak ada pribadi yang sempurna, termasuk SpongeBob. Ia juga, seringkali, berbuat kesalahan. Namun meski tubuhnya tak kekar, ia selalu berani untuk mengakui kesalahannya dan menerima konsekuensinya.
SpongeBob tak pernah ragu untuk meminta maaf bila ia berbuat salah. Memang maafnya tak langsung meredakan emosi pihak yang merasa dirugikan.
Namun pada akhirnya, semua orang yang merasa kecewa ataupun kesal sejatinya hanya butuh sebuah kejujuran dan permintaan maaf yang tulus.
Temukan Hal Positif dalam Hidup
Hidup kadang berjalan memang tak semulus jalan tol ataupun sesuai dengan keinginan. SpongeBob juga menyadari hal ini.
Bahkan ia berada di tengah-tengah lingkungan penuh drama: teman kantor tukang mengeluh, bos medit minta ampun, hingga selalu direpotkan oleh saingan bos yang licik.
Namun SpongeBob selalu menampilkan semangat saat menghadapi mereka semua. Ia tak membiarkan lingkungan yang 'toxic' ikut meracuni dirinya sendiri.
Termasuk dalam menjadi diri sendiri. SpongeBob tak pernah terlihat pencitraan hanya demi mendapatkan simpati orang lain. Bahkan, seringkali, ia bertingkah bodoh. Apalagi kalau bukan bersama sahabatnya, Patrick.
Tetapi menjadi diri sendiri adalah jauh lebih penting dibanding padangan orang. SpongeBob sadar, kebahagiaan hidup itu bergantung pada sikap masing-masing individu dalam mencintai dan menghargai dirinya sendiri, bukan dari omongan atau penilaian orang lain.