5 Prediksi Ancaman Kejahatan Siber Finansial di 2021
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Tahun baru sudah di depan mata. Menjelang pergantian tahun, perusahaan global cybersecurity, Kaspersky memprediksi bahwa 2021 menjadi tahun dengan banyaknya pelaku kejahatan siber finansial cenderung menargetkan Bitcoin.Sementara kelompok lainnya akan beralih ke mata uang kripto transit, ketika menuntut pembayaran dari korban. Selain itu, praktik pemerasan akan menjadi lebih luas.
Dalam pernyataan resminya, Kaspersky juga menulis, ancaman siber finansial termasuk yang paling berbahaya karena secara langsung berdampak pada kesejahteraan keuangan para korban—baik itu individu maupun organisasi.
Berdasarkan tinjauan tentang apa yang telah terjadi selama tahun 2020, para peneliti Kaspersky memprediksi lanskap ancaman keuangan tahun 2021. Berikut ringkasan prediksi utama mereka:
Serangan MageCarting bergeser ke sisi server
Serangan MageCarting atau biasa disebut JS-skimming (metode mencuri data kartu pembayaran dari platform e-commerce), serangan akan berpindah ke sisi server.
Bukti menunjukkan bahwa dari hari ke hari semakin sedikit pelaku ancaman yang mengandalkan serangan sisi klien yang menggunakan JavaScript. Peneliti Kaspersky memprediksi tahun depan serangan akan bergeser ke sisi server.
Baca juga: PUBG Blokir 2 Jutaan Akun yang Ketahuan Cheat
Mata uang transisi (Transition currencies)
Kemampuan berupa teknis khusus untuk memantau, menghapus nama pengguna, dan menyita akun Bitcoin akan menjadi metode yang digunakan oleh banyak pelaku kejahatan siber untuk meminta pembayaran.
Mata uang privasi lain yang ditingkatkan seperti Monero kemungkinan akan digunakan sebagai mata uang transisi pertama, dengan dana yang kemudian dikonversi ke mata uang kripto lainnya, termasuk Bitcoin, untuk menutupi jejak pelaku kejahatan siber.
Upaya pemerasan meningkat
Upaya pemerasan diprediksi meningkat tahun depan, karena operasi mereka yang sukses dan berbagai pemberitaan yang luas tahun ini. Pelaku ancaman di balik ransomware bertarget secara sistematis meningkatkan jumlah korban yang diharapkan untuk membayar uang tebusan.
Sekarang para peneliti Kaspersky mengantisipasi pertumbuhan yang lebih tinggi dalam upaya pemerasan sebagai cara untuk mendapatkan uang.
Organisasi, menjadi pihak yang mungkin dirugikan oleh hilangnya data dan proses pemulihan yang melelahkan, dengan lebih banyak pelaku kejahatan siber menargetkan mereka dengan serangan ransomware atau DDoS atau bahkan keduanya.
Baca juga: Blibli Jalin Kerja Sama dengan Jangkau, Aplikasi Donasi yang Didirikan Ahok
Eksploitasi zero-day yang digunakan oleh kelompok ransomware
Selain itu, grup ransomware yang berhasil mengumpulkan dana dari sejumlah serangan yang berhasil pada tahun 2020 akan mulai menggunakan eksploitasi zero-day—kerentanan yang belum ditemukan oleh pengembang—serta eksploitasi N-days untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka.
Meskipun membeli eksploitasi adalah upaya yang cukup memakan biaya, berdasarkan jumlah keberhasilan yang diperoleh beberapa operator ransomware dari korbannya, mereka sekarang memiliki cukup dana untuk diinvestasikan di dalamnya.
Pencurian Bitcoin
Pencurian Bitcoin akan menjadi lebih menarik bagi para penjahat siber, karena banyak negara jatuh ke dalam kemiskinan akibat pandemi.
Dengan ekonomi runtuh dan mata uang lokal jatuh, lebih banyak orang mungkin terlibat dalam kejahatan siber, yang mengarah ke lebih banyak kasus.
Seperti yang diantisipasi oleh para peneliti Kaspersky, karena kelemahan mata uang lokal, lebih banyak orang mungkin fokus pada penipuan yang menuntut Bitcoin, serta pencurian Bitcoin, karena ini adalah mata uang kripto yang paling luas.
VIDEO: iPhone 12 Pro Max Review Setelah Pemakaian Sebulan