Home
/
Health

5 Racun di Tempat Kerja Pengaruhi Mental dan Emosi

5 Racun di Tempat Kerja Pengaruhi Mental dan Emosi

TEMPO.CO21 March 2017
Bagikan :

Sebagian besar orang pernah mengalami—minimal sekali dalam hidupnya—terperangkap dalam suasana kerja yang negatif. Dampaknya buruk bagi karyawan. Mereka akan menghadapi masalah lambatnya kenaikan gaji dan pangkat.

Satya Sultanudin, Campus and Institutional Event Executive Jobstreet.com, mengatakan beberapa orang sadar dengan kondisi kerja tersebut. Namun, karena belum menemukan tempat lain, akhirnya mereka bertahan di lingkungan kerja yang “beracun”. (Baca : Tak Aktif di Media Sosial Bikin Hidup Bebas Stres, Ini Faktanya!)

Nah, jika Anda tergolong pekerja yang tidak bahagia di tempat sekarang, menurut Satya, penting untuk menganalisis alasan di balik semua itu dan mengatasinya. Sebab, setidaknya terdapat lima racun di tempat kerja yang bisa mempengaruhi seseorang atau lingkungannya.  

“Kelimanya berdampak tidak sehat untuk emosi dan mental,” ucap Satya ketika dihubungi Tempo, pekan lalu.

Racun pertama adalah rekan kerja atau malah Anda sendiri, yang terus-menerus mengeluh di tempat kerja. Banyak karyawan yang rajin mengeluh tapi tidak melakukan sesuatu untuk memecahkan masalahnya.  Ada pula orang yang selalu mengeluh supaya diterima di lingkungan kerja.

Mengeluh adalah hal yang manusiawi. Namun terlalu banyak mengeluh akan menimbulkan energi negatif.  Lebih parah lagi, energi negatif akan menyebar dengan cepat. “Bila muncul masalah dan di organisasi terjadi saling menyalahkan, itu adalah budaya yang tidak mendorong semangat tim.”  (Baca :9 Tanda di Kaki Saat Kolesterol Sedang Merajalela)

Umumnya, pekerja mengeluh karena ada hal yang tidak sesuai dengan rencana, baik rencana kerja ataupun rencana pribadi. Sumber keluhan bisa pula berasal dari faktor gaji, promosi jabatan yang lama,  dan banyaknya pekerjaan dengan tenggat yang sempit.  

Selanjutnya : Bagaimana agenda pribadi bisa menjadi racun dalam sebuah tim?
<!--more-->

Racun kedua adalah rendahnya kepercayaan di dalam tim. Kepercayaan di dalam tim akan hancur jika ada anggota yang mempunyai agenda pribadi atau gemar menusuk dari belakang. Jika ini terjadi, tingkat kepercayaan di antara sesama kolega tim atau dengan atasan akan rusak.

“Kurangnya semangat tim merupakan hal yang buruk bagi perusahaan dan karyawan,” kata Satya.  Persoalan ketiga adalah rendahnya dukungan dari atasan. Satya berucap, bekerja di lingkungan yang selalu dikontrol oleh atasan akan melahirkan keragu-raguan karyawan dan mengikis rasa percaya diri. 

Baca juga :Spirit Bushido, Jam Kerja Panjang Bukan Segalanya

Keempat adalah masalah dengan teman kantor. Kedekatan dengan kolega meningkatkan produktivitas dan menjaga seseorang tetap termotivasi. Sebaliknya, jika seseorang mempunyai masalah pergaulan dengan rekan kerja, otomatis dia tidak akan menikmati waktu di kantor.
 
Racun kelima ialah kurangnya penghargaan. Penghargaan adalah salah satu ciri kunci lingkungan kerja yang sehat. Pemimpin yang gagal memberikan penghargaan kepada bawahannya pasti akan gagal mempertahankan karyawan yang berbakat.  

Selain itu, “Kurangnya penghargaan di antara rekan kerja akan menimbulkan konflik dan kebencian,” kata Satya.

Selanjutnya : Bagaimana drama dan hal negatif bisa minimal?
<!--more-->

Satya mengimbuhkan, jika dari lima hal tersebut Anda alami dan mempengaruhi mental atau emosi, mungkin ini saatnya untuk pindah kerja. “Tidaklah penting bertahan di tempat yang menambah stres yang tidak ada gunanya dalam kehidupan Anda. Hidup sudah cukup penuh dengan tantangan.”

Baca juga :Rutin Minum Teh Bisa Enyahkan Demensia, Ini Penelitiannya

Namun, jika Anda belum menemukan tempat kerja baru, ada baiknya meminimalkan drama dan hal negatif. “Berfokus pada tujuan Anda bekerja, hindari terlalu banyak bekerja, dan selalu menyemangati diri,” dia berucap.

Chief Marketing Officer Karir.com, Rizka Septiadi, berpendapat bahwa seseorang yang mengalami dampak negatif dari lingkungan kerjanya harus bisa memilah antara yang baik dan buruk serta berusaha melakukan hal positif.  “Mulai dari diri sendiri dan ingat kembali tujuan awal bekerja sebagai penyemangat hidup,” tutur Rizka.

Ia mengatakan ajakan dari teman kerja untuk berbuat hal negatif pasti akan susah ditolak, tapi cobalah fokus bekerja dan berinteraksi dengan kolega yang membawa pengaruh baik. “Cari juga referensi bacaan tentang kerja yang positif, dekorasi meja atau ruangan Anda, dan tersenyumlah lebih banyak,” dia memberi saran.   

MARTHA WARTA SILABAN

Baca juga :
Baru, Parfum Wangi Leher Kucing, Seperti Apa Baunya?
Gunakan 7 Jurus Ini Saat Flu Menyerang

Berita Terkait:
populerRelated Article