5 Tip Growth Hacking dari CEO Hypergrowth untuk para Pegiat Startup
Mengembangkan jumlah pengguna atau pemasukan dengan pesat dalam waktu yang singkat adalah tantangan yang sering kali dihadapi oleh beragam startup saat ini. Tidak jarang, startup memasang target yang cukup tinggi dan harus dicapai dalam waktu singkat. Tapi, bagaimana caranya? Untuk itulah growth hacking diperlukan.
“Growth hacking adalah tentang bagaimana caranya kamu melakukan akuisisi dengan lebih efektif dalam berbagai keterbatasan, termasuk keterbatasan dana,” ujar Samuel Chan, CEO Hypergrowth dalam acara Tech in Asia City Chapter Meetup yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.Dalam kesempatan tersebut, Samuel membagikan beberapa hal yang perlu diketahui oleh startup tentang growth hacking agar dapat mengembangkan startup dengan efektif. “Growth hacking adalah sains dari akuisisi,“ujar Samuel.
Inovasi dalam keterbatasan
Selain pemasaran, hal-hal teknis lain seperti membangun engagement, membuat aplikasi berjalan dengan baik, juga termasuk bagian growth hacking.
Startup biasanya memiliki berbagai keterbatasan dalam segi dana, waktu, maupun sumber daya manusia. Memikirkan pemasaran dan hal teknis bisa menjadi cukup berat. Tidak jarang, hal tersebut membuat startup takut berkompetisi, apalagi dengan startup lain yang sudah lebih besar.
Namun, Samuel mendorong startup agar tidak perlu takut dengan keterbatasan. Keterbatasan justru menjadi salah satu faktor pendorong terciptanya inovasi.
Menurut Samuel, growth hacking memberikan kamu kebebasan untuk berekspresi dan melakukan hal-hal yang tidak biasa, dibandingkan dengan pemasaran digital ataupun strategi pemasaran konvensional pada umumnya.
“Ada pola teratur yang terlihat pada berbagai startup yang mengaplikasikan growth hacking dan berhasil. Perhatikan apa yang mereka lakukan, pelajari, dan coba aplikasikan apakah metode yang mereka lakukan cocok untuk startup kamu,” ujar Samuel.
Jangan ketinggalan zaman
Permasalahan yang kamu temukan hari ini tentunya sangat berbeda apa yang kamu temukan lima tahun yang lalu. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan tool yang berbeda juga untuk menyelesaikan permasalahan di era yang berbeda. “Lakukan strategi pemasaran dengan gaya tahun 2017. Jangan lakukan sesuatu yang sudah lewat di tahun 2012,” tambah Samuel.
Kalau strategi, cara dan tool yang kamu gunakan masih sama saja dengan lima tahun yang lalu, mungkin sudah saatnya kamu perlu mengevaluasi proses tersebut. Samuel memberikan contoh fitur baru pada chatbot Hypergrowth yang ingin dia perkenalkan ke pengguna.
“Lima tahun yang lalu, kalau ada fitur baru, mungkin kami akan mengumumkannya melalui newsletter, tapi kini kami bisa memanfaatkan bot itu sendiri. Tidak usah kirim email, atur saja supaya bot yang ‘bicara’ pada pengguna dan memberi tahu mereka fitur apa saja yang bisa mereka gunakan,” cerita Samuel.
Ciptakan pasar terbatas
Saat ini marak startup yang bersifat two-sided market. Artinya, startup tersebut perlu melayani dan memberikan manfaat untuk dua kelompok pengguna yang berbeda.
Beberapa contohnya adalah Uber, AirBnB, dan Tinder. Jika Uber perlu mencari pengemudi dan penumpang, maka AirBnB perlu melayani penyewa dan orang yang mau menyewakan tempat tinggalnya. Sementara itu, Tinder menghubungkan pria lajang yang mencari wanita, dan sebaliknya.
“Membangun suplai dan kebutuhan untuk two-sided market ini memiliki tantangan tersendiri. Cara memulainya adalah dengan menciptakan pasar dalam cakupan area yang terbatas dan terkonsentrasi.” saran Samuel.
Uber pada mulanya hanya fokus melayani area San Fransisco. Facebook memulai jaringannya hanya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, baru kemudian mulai merambah ke kampus-kampus lainnya.
Keduanya sama-sama mulai dari area yang terbatas. Ternyata, dengan cara tersebut, mereka bisa mendapatkan aktivitas dan volume pasar yang sangat besar.
Dengan membatasi jangkauan pasar, kamu juga bisa melakukan riset dan mempelajari bagaimana respons orang terhadap produk atau layanan yang kamu tawarkan. Secara tidak langsung, kamu juga membangun loyalitas pengguna terhadap produk kamu.
“Tidak perlu satu juta orang yang hanya menyukai (produk) kamu. Tapi, kamu buat ratusan orang benar-benar mencintai produk kamu dan bersedia memberikan masukan positif tentang produk kamu,” ujar Samuel.
Buat produk menjual dirinya sendiri
Growth hacking tidak selamanya tentang distribusi pasar atau produk. Tapi, bagaimana caranya membuat sebuah produk dapat mendistribusikan dirinya sendiri.
Samuel mencontohkan Dropbox. Layanan tersebut menawarkan kuota penyimpanan ekstra apabila kita mengajak orang lain untuk menggunakan Dropbox. Pengguna baru juga bisa mendapatkan kuota penyimpanan ekstra tersebut secara gratis.
Cara tersebut ternyata cukup sederhana tapi efektif. Dalam kurun waktu lima belas bulan, Dropbox yang awalnya hanya memiliki 100.000 pengguna mengalami peningkatan sebesar empat puluh kali lipat, menjadi sekitar 4 juta pengguna.
Saat melakukan pemasaran dalam startup, ada dua hal yang perlu kamu pikirkan selain branding. Yaitu:
- Berapa orang yang saat ini sudah menggunakan produk, layanan atau aplikasi kamu?
- Kalau saat ini ada sekian orang yang sudah membayar atau menggunakan produk tersebut, bagaimana caranya untuk meningkatkan jumlah yang sudah ada?
Tidak usah memasang target terlalu tinggi. Pasanglah target yang masuk akal dan bisa kamu capai dalam periode tertentu. Jadikan itu target utama kamu, dan berikan usaha terbaik untuk mencapainya.
Tentukan ukuran yang tepat
Bagi sebuah startup, perlu untuk menentukan aspek yang akan dihitung atau diukur dengan tepat. Sangat berbahaya bagi startup apabila mengukur hal yang salah. Karena, hal tersebut akan berakibat pada dana, kesehatan keuangan, moral, dan segalanya dalam startup.
Samuel mencontohkan, sering kali sebuah perusahaan, terutama yang memilliki aplikasi atau game, lebih fokus menghitung jumlah pemasangan atau instal. Tapi, walaupun jumlah instalnya besar, ternyata perusahaan tersebut tidak berkembang.
Ternyata, walaupun jumlah instalnya banyak, tapi tidak banyak jumlah uang yang dihasilkan. Jadi sebaiknya, hitunglah jumlah pengguna yang membayar untuk produk atau layanan aplikasi tersebut. “Hitung hal yang sangat berpengaruh dan yang benar. Jangan sampai kamu membuang waktu dengan mengoptimalkan sesuatu yang salah.”
Dengan berbagai keterbatasan yang ada, growth hacking cukup menantang bagi startup. Kuncinya adalah, jangan ragu untuk bereksperimen dengan hal baru, memiliki target yang jelas, dan tahu betul apa yang mau kamu ukur.
Selain itu, tentunya kamu juga perlu memastikan kalau kamu membuat produk yang disukai orang. Karena growth hacking sehebat apapun tidak akan banak membantu jika kamu membuat produk yang tidak mau digunakan orang.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: Pexels)