6 CEO Berdarah India yang Pimpin Raksasa Teknologi Dunia
Uzone.id -- Kalau berbicara soal raksasa teknologi yang menguasai industri global, kebanyakan memang bersemayam di Amerika Serikat. Namun, ada kesamaan di beberapa perusahaan teknologi ternama: dipimpin oleh laki-laki keturunan India.
Mungkin jika kita bertanya ke beberapa orang awam mengenai sosok terkemuka di sektor teknologi, nama-nama besar seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, hingga Elon Musk akan disebut.Namun, deretan pucuk pimpinan atau CEO dari enam perusahaan besar di bawah ini justru sedang dipegang oleh para jenius dari India. Siapa sajakah?
1. Parag Agrawal, CEO Twitter
Mungkin Agrawal menjadi orang teranyar yang resmi masuk ‘geng’ CEO perusahaan teknologi yang berdarah India.
Kita tahu bahwa Jack Dorsey baru mengumumkan pengunduran dirinya dari Twitter setelah memimpin perusahaan ini dari 2006, meski sempat keluar pada 2008 dan kembali pada 2015.
Sebelum ditunjuk menjadi CEO oleh Dorsey, Agrawal memegang peran CTO di Twitter.
#ThankYouJack pic.twitter.com/zDwtHXltg3
— Parag Agrawal (@paraga) November 30, 2021
Setelah lulus dari jurusan ilmu komputer dan teknik di Indian Institute of Technology, ia melanjutkan studinya di Stanford University di bidang filsafat dan ilmu komputer, lalu lulus pada tahun 2012.
Agrawal mulai berkarir di Twitter pada Oktober 2011 dan fokus pada produk iklan. Berkat kontribusinya pada platform terkait peningkatan relevansi twit pengguna di Timeline dan inovasi lainnya, ia kemudian mendapat gelar Distinguished Engineer atau Insinyur Terhormat.
Baca juga: Ini Harapan CEO Baru Twitter
Selanjutnya, 6 tahun kemudian tepatnya pada Oktober 2017, Agrawal diangkat sebagai Chief Technology Officer.
Semenjak itu, ia terjun untuk mengatasi berbagai masalah level tinggi, seperti masalah keamanan kata sandi dan memutuskan beberapa inisiatif perusahaan dengan lebih berani.
2. Satya Nadella, CEO Microsoft
Nadella ditunjuk menjadi CEO Microsoft oleh pendahulunya, Steve Ballmer pada 2014.
Sebelum menjabat sebagai CEO, Nadella memegang peran executive vice president di cloud and enterprise group Microsoft. Di sana, ia bertanggung jawab dalam membangun dan menjalankan platform komputasi perusahaan.
Sebelum bergabung di Microsoft, Nadella bekerja di Sun Microsystems sebagai anggota dari staf teknologi. Tak lama, ia masuk Microsoft pada 1992.
Pada dasarnya, Nadella memang berkontribusi besar bagi pengembangan cloud di Microsoft, termasuk pengembangan infrastruktur cloud yang diklaim terbesar di dunia.
3. Sundar Pichai, CEO Alphabet Inc. dan Google
Memiliki nama lengkap Pichai Sundararajan, ia hijrah ke Amerika Serikat setelah lulus dari IIT Kharagpur. Ia melanjutkan kuliah di Stanford University. Ia memulai kariernya sebagai teknisi material.
Tak lama bekerja di McKinsey & Co., Pinchai bergabung ke Google pada 2004, di sana ia memimpin manajemen produk dan inovasi untuk Google Drive, kemudian melebarkan sayapnya ke produk Google lain seperti Gmail dan Google Maps.
Peran Pichai semakin krusial saat ia ditunjuk sebagai pemimpin pengembangan sistem operasi Android pada 2013, menggantikan Andy Rubin. Kariernya kian cemerlang pada Agustus 2015, ia didapuk jabatan CEO Google karena Larry Page kala itu mengukuhkan perannya sebagai CEO Alphabet, induk usaha Google sendiri.
Tak berhenti di situ, Page pada 2019 memutuskan angkat kaki dari kursi CEO Alphabet dan Pichai yang mengisi kekosongan itu. Maka, hingga detik ini, Pichai memegang dua kendali nakhoda, yakni Google dan Alphabet Inc.
4. Shantanu Narayen, CEO Adobe
Narayen saat ini memegang peran CEO Adobe, merangkap chairman dan president perusahaan. Ia bergabung di perusahaan pada 1998 dan telah duduk di kursi CEO sejak 2007.
Sebelumnya, Narayen bekerja sebagai pengembangan produk di Apple. Ia juga pernah mendirikan startup berbagi foto bernama Pictra. Menariknya, pada 2011, Narayen ditunjuk Barack Obama sebagai President’s Management Advisory Board.
5. Arvind Krishna, CEO IBM
Sepak terjang Krishna di perusahaan IBM telah dimulai sejak 1990 ketika ia pertama kali bergabung, lebih tepatnya di Thomas J. Watson Research Center.
Ia kemudian mendapatkan promosi menjadi Senior Vice President pada 2015, tugasnya mengelola IBM Cloud & Cognitive Software dan divisi IBM Research. Ia juga menjadi arsitek prinsipal dari akuisisi Red Hat, akuisisi terbesar yang pernah ada di sejarah IBM.
Kemudian Krishna ditunjuk sebagai CEO perusahaan pada April 2020, yang kemudian disusul perannya sebagai chairman IBM pada Januari 2021.
6. Nikesh Arora, CEO Palo Alto Networks
Arora pernah menjabat sebagai presiden di Softbank Group dari Oktober 2014 sampai Juni 2016. Ia juga dulunya dikenal sebagai senior eksekutif di Google karena cukup lama bekerja di raksasa mesin peramban ini.
Setelah bergabung di Palo Alto Networks, ia didapuk sebagai CEO merangkap chairman perusahaan pada 1 Juni 2018 hingga sekarang.