6 Fakta Tesla Mau Bikin Powerbank Kapasitas Ratusan Megawatt di Indonesia
-
Tesla (Foto: Austin Ramsey / Unsplash)
Uzone.id - Setelah beberapa kali perwakilan Tesla batal berkunjung ke Indonesia, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto, saat jumpa pers virtual pada Jumat (5/2/2021) telah memberikan titik terang jika Tesla dan pemerintah RI akan mengadakan pembahasan pada minggu ini.1. Pembahasan virtual
Menurut Marves, Tesla dan pemerintah RI mengadakan pertemuan secara virtual pada pekan ini dengan melibatkan perusahaan Antam dan Inalum.
"Jadi mungkin nanti minggu depan kita akan diskusi langsung dengan mereka (Tesla) nanti akan melibatkan Antam, Inalum, juga terus kemudian ya nanti kita lihatlah dari sana seperti apa," kata Septian.
BACA JUGA: Kena Reshuffle Menteri, Wishnutama Kembali Jabat Komisaris Tokopedia
2. LG Chem dan CATL
Sebelumnya, pemerintah RI juga telah mengadakan kerjasama dengan LG Chem asal Korea Selatan dan CATL asal China untuk membangun pabrik baterai lithium mobil listrik.
CATL dan Inalum telah melakukan penandatanganan untuk pengembangan baterai lithium tersebut.
3. Tesla jadi perhatian pemerintah RI
Septian mengatakan, proposal yang diajukan oleh Tesla berbeda dibandingkan LG Chem dan CATL merupakan yang paling menarik perhatian pemerintah RI dengan alasan Tesla punya basis teknologi yang berbeda dibandingkan dengan keduanya.
"Kalau boleh dibilang Tesla ini untuk teknologi lithium baterai ya untuk mobil electric vehicle ini adalah salah satu yang terbaik lah di dunia. Jadi saya pikir kalau kita ada investasi dari CATL, dari LG, yang memang mereka adalah produsen lithium baterai dan teknologi juga sangat baik pula," tutur Septian.
Jika Tesla, LG Chem dan CATL jadi bangun pabrik di Indonesia maka diharapkan bisa melakukan transfer teknologi.
4. Tesla produksi ESS
Kemungkinan Tesla akan membangun produksi sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System (ESS) di Indonesia.
ESS bisa dikatakan power bank raksasa dengan yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan bahkan ratusan megawatt untuk stabilisator atau sebagai pembangkit peaker (penopang beban puncak).
"ESS ini sebenarnya mirip kayak baterai kayak power bank gitu, tapi ini powerbank-nya ekstra besar, kapasitasnya bisa puluhan mega watt. Kalau powerbank kita kan paling 20.000 Watt, kalau ini bisa puluhan megawatt bahkan sampai 100 megawatt mereka bisa gitu," beber Septian.
5. Indonesia negara kepulauan
Septian juga menjelaskan bahwa Tesla ingin membangun pabrik ESS di Indonesia dengan alasan negara kepulauan.
Permintaan ESS dari negara-negara di dunia sebetulnya cukup tinggi, namun supply-nya tidak banyak.
"Mereka (Tesla) melihat Indonesia yang negara kepulauan memiliki potensi banyak renewable energy ini mereka bisa mengkombinasikan teknologi ESS mereka ini untuk di Indonesia dan memberikan manfaat yang maksimal," kata Septian.
6. Belum bahas SpaceX
Septian mengatakan, sebelumnya sempat ada pembahasan mengenai SpaceX, namun untuk sementara ditangguhkan dulu karena pemerintah RI dan Tesla akan membahas ESS dan baterai mobil.
VIDEO: Review Realme Watch S Pro Review, Sejutaan Bisa Mantau Covid