8 Resolusi Jadi Orangtua yang Lebih Baik di Tahun 2018
-
Jika Anda tengah memperbaiki pola asuh Anda sebagai orangtua, maka Anda tidak sendiri. Ada beberapa poin penting yang harus Anda koreksi. Ibarat menurunkan berat badan, pola makan yang lebih baik dan pola konsumsi yang lebih baik akan menjadi poin yang lebih penting. Oleh karena itu temukan poin penting dalam pola asuh yang harus Anda perbaiki,
Seperti resolusi apapun, sejujurnya evaluasi diri diperlukan apakah Anda menginginkan pola asuh yang lebih baik atau ingin memperbaikinya. Editorial Director of CNN Health, David G. Allan, menuliskan 8 pemikiran resolusi pola didik (parenting) termasuk bagi mereka yang baru menjadi orangtua. Berikut rangkuman poin-poinnya.1. Berada di "sana" sepenuhnya (perhatian penuh saat bersama anak-anak)
Saat Anda bersama putra dan putri Anda, maka berikanlah waktu Anda sepenuhnya kepada mereka, berikan perhatian yang menyenangkan untuk menarik mereka. Dengarkan mereka, respons, dan jangan membiarkan diri Anda terganggu oleh telefon genggam atau oleh pemikiran agenda-agenda lain.
Berikan waktu Anda sepenuhnya kepada putra putri Anda, berikan apa yang paling mereka butuhkan seperti perhatian Anda sebagai orangtua, berikan sinyal keterbukaan yang mendorong mereka untuk berbagai apapun yang ada dalam pemikiran mereka atau apa yang terjadi pada mereka.
Langkah ini akan sangat bermanfaat sangat mendalam dan bertahan lama, dan mengurangi sikap tantrum anak. Jika Anda hanya memilih satu resolusi di tahun baru ini, maka pilihlah resolusi yang satu ini.
2. Jadilah lebih "longgar" untuk hal tertentu
Sebagai orangtua anda mungkin membebani diri anda sendiri dengan jutaan harapan yang mungkin sebenarnya tidak menjadi masalah jika anda berhenti untuk memikirkannya.
Tak perlu gelisah dan risau, karena anak akan berkembang dengan sendirinya pada waktunya. Tidak perlu menetapkan target yang ketat untuk hal-hal ini, karena akan bekerja dengan sendiri pada anak anda sesuai waktunya.Hal-hal itu seperti merangkak, berbicara, berjalan, mandi teratur, tidak lagi mengompol, belajar membaca, atau naik sepeda sendiri.
Sebagai orang tua anda tidak perlu terlalu ketat dan terbebani dengan nutrisi bagus, tidur yang cukup, eksposur alam, prilaku yang baik, atau tatakrama. Sedikit longgarlah pada anak, bahkan kepada anak usia dini sekalipun.
3. Orang tua adalah contoh
Ketika anda melakukan prilaku serupa secara berulang di depan anak anda, artinya anda sebenarnya sedang mengajarkannya. Seperti misalnya jangan membiasakan diri anda menggunakan telepon genggam saat sedang mengemudi. Jika dilakukan berulang didepan anak anda, maka jangan heran jika anak anda pun melakukan hal serupa.
4. Kurangi membentak, seringlah menarik nafas panjang
Membentak atau berteriak akan menyebabkan kerusakan dalam pola didik. Periset dari University of Pittsburgh dan University of Michigan menemukan bahwa anak yang berusia belasan
atau dua puluhan tahun, yang orang tuanya sering membentak, memiliki prilaku menyimpang pada anak termasuk prilaku kekerasan. Studi lain menyebutkan prilaku orang tua yang sering berteriak dan membentak anaknya akan menurunkan harga diri anak dan meningkatkan potensi depresi anak.
Cara mengurangi kebiasaan membentak atau berteriak maka lakukanlah hal sederhana ini. Menurut Carla Naumburg dalam bukunya Ready, Set, Breathe, menyebutkan cara sederhananya dengan meletakan tangan anda di sebuah permukaan (misalnya meja), rasakan kaki anda yang menempel di tanah, kemudian bernafaslah, hitung hingga 10.
Atau anda juga bisa keluar menjauh dari anak, atau merebahkan badan sejenak di tempat tidur anda. Bisa juga anda tiduran sabil menarik nafas panjang. Katakan pada anak anda, bahwa anda membutuhkan waktu sejenak untuk istirahat sebelum anda merespon prilaku mereka, karena anda juga harus menenangkan diri anda sendiri sebelum menghadapi prilaku anak yang mungkin tidak sesuai harapan.
5. Pelan-pelan
Momen yang paling sulit bagi orang tua adalah pada usia/masa transisi anak. Memang membutuhkan waktu dan dilakukan bertahap saat kita berharap anak dapat menyimpan sepatu atau kaos kakinya sendiri ditempatnya. Hal-hal seperti ini tidak perlu membebani anda dan jangan terlalu terburu-buru lakukan pelan-pelan dan bertahap.
6. Plin plan dan ragu
Hindari memberi contoh sikap plin plan dan ragu. Jika anak bersikap demikian mungkin mereka mencontoh dari anda.
Bagi sebagian orang tua mungkin ini bukan masalah besar. Namun bagi keluarga tertentu ini adalah persoalan.
7. Kurangi telepon gengam atau televisi
Biasakan diri untuk memiliki lebih banyak aktifitas kreatif diluar bersama seperti aktifitas fisik. Kurangi layar telepon genggam dan televisi.
Ajak anak-anak anda, "Ayo main basket", Waktunya main Lego", Mari membaca", "Memasak yuk", "Mari menulis", kreasikan berbagai aktifitas menarik.
8. Rawat diri anda sendiri
Anak bahagia bersumber dari orang tua yang bahagia. Oleh karena itu seimbangkan diri anda sendiri sebagai orang tua. Resolusikan diri anda dengan memiliki waktu untuk diri anda sendiri (me time) sedikit lebi banyak. Berbahagialah dengan menjalin pertemanan, kreatifitas, latihan, tidur, atau menyendiri sedikit menjauh dari anak. Apapun itu yang bisa membuat anda menjadi orang tua yang lebih bahagia.
Pertanyaan terakhir, bagaimana agar resolusi ini berjalan dengan baik dan lancar? Mudah! berikan nilai pada resolusi yang anda lakukan setiap hari di sebuah kertas.
Atau bisa juga anda bertanya kepada pasangan dan keluarga anak, termasuk anka-anak anda, apa yang perlu diperbaiki pada diri anda. Mereka akan mengingatkanmu dan mendukungnya karena tentunya mereka ingin anda berhasil dan keluarga menjadi lebih baik.
Jika anda terpaksa melanggar salah satu resolusi anda seperti terpaksa membentak, maka minta maaflah kepada anak anda dan tunjukan kepada anak anda bahwa meski anda sebagai ayah atau ibu anda hanyalah manusia biasa yang juag berbuat salah.
Ingatlah selalu menjadi orang tua adalah perjalanan bukan sebuah tujuan.***