Home
/
Digilife

9 Ribu Deepfake Dihapus Facebook, Kerugian Capai Rp460 Miliar

9 Ribu Deepfake Dihapus Facebook, Kerugian Capai Rp460 Miliar

Vina Insyani06 October 2024
Bagikan :

Uzone.id — Penipuan dengan modus Deepfake semakin banyak ditemukan di media sosial. Salah satunya Facebook, platform buatan Mark Zuckerberg tersebut telah menemukan ribuan konten Deepfake yang memakan banyak korban.

Dalam laporan terbaru The Guardian, Meta berhasil membasmi 8 ribu laman Facebook dan 9 ribu penipuan deepfake yang menggunakan wajah selebriti. Pembasmian ini dilakukan pada Januari hingga Agustus 2024 lalu.

Pembasmian ini tidak dilakukan sendiri, Facebook (Meta) bekerja sama dengan pihak bank untuk meluncurkan alat ini di Australia. Hal ini didorong oleh masifnya penipuan deepfake di negara tersebut.

Alat tersebut bernama Fraud Intelligence Reciprocal Exchange (FIRE) yang digunakan untuk membasmi penipuan online dan mengurangi kerugian finansial yang diderita oleh para korban di negara tersebut.

"Selain berinvestasi pada perangkat dan teknologi kami sendiri, kami juga bekerja sama dengan pemerintah dan mitra industri untuk memerangi permasalahan ini," kata David Agranovich, Direktur Kebijakan, Gangguan Ancaman Global di Meta.

Layanan pemerintah Australia, Scamwatch mengungkap kerugian yang dialami warga Australia sudah menyentuh angka USD30 juta atau Rp460 miliar akibat penipuan deepfake di media sosial.

Penipuan deepfake ini biasanya menggunakan modus investasi di tengah boomingnya pasar kripto yang sedang berlangsung. Pelaku banyak mencatut wajah dari selebritis lokal ternama seperti Gina Rinehart dan Larry Emdur. 

Deepfake lain juga banyak ditemukan oleh Meta, termasuk deepfake konspirasi yang mengadu domba masyarakat dan pemerintahan, salah satunya video palsu terkait konspirasi penegak hukum yang berusaha menyembunyikan keuangan rahasia negara.

Australia menjadi salah satu negara yang banyak mengalami kerugan karena deepfake. Tahun lalu saja, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia melaporkan bahwa kerugian akibat penipuan di media sosial meningkat sebanyak 16,5 persen menjadi USD64 juta atau sekitar Rp986 miliar.

populerRelated Article