Advent Bangun di Mata Istri: Sosok Emosional yang Perhatian
-
Aktor laga Advent Bangun mengembuskan napas terakhir di RSUP Fatmawati pada Sabtu (10/2) dini hari. Ia meninggal dunia di usia 65 tahun, setelah berjuang melawan penyakit gagal ginjal yang ia derita.
Sebelum meninggal, Advent sempat menyampaikan pesan terakhir kepada keluarga. Istri mendiang Advent, Lois Riani Amalia mengatakan suaminya meminta agar keluarga bisa saling menjaga satu sama lain.“Saling menjaga, saling kuat, dia (Advent) bilang ‘udah capek enggak bisa menahan lagi (penyakit)’,” ujar Lois saat ditemui di rumah duka, Jalan Kecapi II No 64, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2).
Saat masa kejayaannya, kekayaan dan popularitas membuat sosok Advent menjadi tinggi hati. Ia sempat terpuruk dan harus menghadapi titik terendah dalam hidupnya. Namun, Lois senantiasa mendampingi sang suami.
Hingga akhirnya, pada tahun 2000, ayah lima anak ini sadar atas segala kesalahan yang telah ia perbuat. Advent memilih untuk menjadi pendeta.
“Apalagi dua tahun terakhir kurang sehat. Banyak perubahan, terutama setelah melayani (orang ketika menjadi pendeta),” kata Lois.
Bagi Lois, Advent merupakan sosok yang mudah terbawa emosi. Meski begitu, pemain film 'Si Buta Dari Gua Hantu' itu tetap menyayangi keluarga.
“Sebenarnya, orang yang penyayang, perhatian, tetapi bukan tipe yang memang selalu bisa mencurahkan perhatiannya, saya tahu itu. Pada dasarnya emosional, tapi sekarang sudah jauh berkurang. Saya pribadi sih, menganggap dia suami yang baik,” tutur Lois.
Sang istri beserta keluarganya pun sudah ikhlas dan berpikir bahwa ini adalah waktu yang terbaik dari Tuhan untuk melepas kepergian Advent.
"Kami sudah ikhlas, sudah berjuang, jadi kalau ini yang terbaik untuk Tuhan, sudah ikhlas kok," ucap Lois.
Sementara, anak kedua Advent, Andrea Esther Bangun menyebut sosok ayahnya sebagai seorang sahabat. Advent, lanjut dia, bersedia untuk mendengar curhat dari anak-anaknya.
"Sahabat, mau dengar apa yang diceritakan, selalu kasih nasihat. Orangnya humoris," ujar Andrea.
Walau mencoba ikhlas, kesedihan tetap dirasakan oleh pihak keluarga. Terlihat anak-anak Advent menangis di samping jenazah.