Air Zamzam yang Tak Akan Pernah Habis
Ketika Anda bertanya ketidakmungkinan apa yang masih tersisa dari perdaban modern yang serba logis ini, mungkin salah satu jawabannya adalah air zamzam. Air ini merupakan hal suci bagi umat Muslim yang hanya bisa kamu dapat ketika berkunjung ke Mekah.
Asal muasal kemunculan sumber air zam-zam bermula dari kisah kenabian. Sumber air dikisahkan lahir dari sebuah cerita nabi yaitu Nabi Ismail yang ketika bayi menghentak-hentakkan kaki bersamaan dengan ibunya yang sedang mencari air di tengah padang pasir.Sumber air yang berlokasi dekat dengan komplek suci Mekah ikut menjadi sarana ibadah. Jaraknya hanya 18 meter dari Kakbah dan berada di belakang makam Nabi Ibrahim. Air ini kerap dikaitkan dengan mukjizat kemanjuran untuk segala penyakit dan menyambung berbagai harapan dalam kehidupan umat Islam. Ia digunakan untuk minum jemaah, wudlu, dan sebagai oleh-oleh dari tanah suci.
Namun ada ketidakmungkinan lainnya, yaitu mengenai ketersediaan air zamzam. Air ini menjadi bagian dari ibadah jutaan umat Muslim yang silih berganti bertawaf di Mekah sepanjang tahun mengambil air zam-zam. Dari berbentuk sumur yang ditimba, hingga mengambil lewat kran, tampaknya belum ada kabar bahwa air zamzam menunjukkkan tanda-tanda kekeringan.
Jumlahnya yang melimpah karena konon mata air tersebut tidak pernah habis. Zamzam dikenal dengan keberlimpahannya. Bangsa Arab mengenalnya dengan istilah Al-Katsrah wal Ijtima’, yang artinya “begitu banyak”.
Akan tetapi, terdapat penjelasan ilmiah kenapa air zamzam tidak pernah mengalami kekeringan. Mengutip Buku Sejarah Ka’bah: Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman yang ditulis Prof. Dr. Ali Husni al-Kharbuthl, beberapa penelitian mampu membuktikan mengapa air zamzam tidak pernah habis.
Penelitian awal dilakukan oleh geolog asal Mesir bernama Dr. Farouk El-Baz. Pada 1973, geolog yang bekerja untuk lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) ini melakukan pemotretan geologis di Gurun Sahara. Penelitian tersebut juga ia lakukan di Mekah dan Madinah. Farouk mendapati bahwa di bawah lapisan bebatuan terdapat ceruk air.
“Hasilnya ternyata ia mendapati tanda-tanda adanya lautan air di lapisan bebatuan di bawah Mekah. Dan lautan air itu merupakan sumur aim zamzam,” kata Farouk dalam penelitiannya itu.
Temuan lain datang dari penelitian Tariq Hussain, ilmuwan lokal yang diperintahkan Raja Faisal untuk mengecek kualitas air di tengah isu zat beracun di air zamzam pada tahun 1971. Dalam jurnal berjudul The Miracle of Zamzam water, Tariq dan rekannya Moin Uddin Ahmed justru mendapati temuan bagaimana air yang disedot selalu terisi penuh kembali hanya dalam waktu 11 menit saja.