Home
/
Entertainment

Aktor Dawsons Creek Curhat Soal Laut di Bali

Aktor Dawsons Creek Curhat Soal Laut di Bali
30 October 2018
Bagikan :

Bagi pencinta serial Dawson's Creek yang hit di dekade '90-an, sosok Pacey yang mesum dikenal hanya curhat soal cewek. Namun kali ini, Pacey bercerita soal laut, di Bali.

Aktor Joshua Jackson yang memerankan karakter Pacey di serial legendaris tersebut hadir dalam gelaran acara Our Ocean Conference yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10).

Jackson hadir untuk mengisi salah satu rangkaian kegiatan, yakni sesi plenary terkait bahaya penggunaan sampah plastik yang juga dihadiri oleh organisasi advokasi internasional konservasi laut, Oceana.

Dalam kesempatan itu, Jackson menyampaikan keprihatinannya atas pencemaran laut yang terjadi di hampir semua pesisir dunia, tak hanya di Indonesia.


"Saya melihat banyak sekali pencemaran di laut, dan saya kecewa," kata Joshua Jackson di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10).

Meski sebagian hidupnya dia dedikasikan untuk berkecimpung di dunia seni peran, Jackson justru bercerita terkait dirinya yang sejak kecil memang sudah akrab dengan laut.

Bahkan saat ini ia mengaku telah tergabung sebagai anggota selebritas pendukung Oceana.

"Kenapa, karena saya ingin terlibat untuk mencari tahu tentang permasalahan laut dan ikut menyelesaikannya, menjaganya," kata dia.

Jackson memulai kariernya dalam sebuah peran kecil di film Crooked Hearts pada 1991.


Namun namanya melambung berkat memerankan karakter Pacey Witter yang mesum dalam serial Dawson's Creek ada 1998-2003 bersama James Van Der Beek, Michelle Williams, dan Katie Holmes.

Setelahnya, aktor Kanada ini sempat main dalam sejumlah film besar, salah satunya Ocean's Eleven pada 2001. Namun dirinya dikenal sebagai aktor dalam jalur independen.

Sepanjang kariernya yang sudah lebih dari 30 tahun, pria 40 tahun ini sudah mengantongi berbagai penghargaan, mulai dari Teen Choice Awards hingga Genie Awards.

[Gambas:Youtube]

Dawson's Creek merupakan serial remaja sukses besar di Amerika Serikat pada awal era milenial. Kisahnya bercerita tentang kehidupan empat remaja kota kecil dengan masalah pubertas dan sosial mereka.

Terlepas dari kesuksesan komersilnya, serial yang tayang 124 episode dan berhenti pada 2003 tersebut mengundang banyak kritik karena dianggap terlalu banyak unsur seks.

Berita Terkait

populerRelated Article