Berdasarkan pertimbangan kebutuhan tim untuk kompetisi mendatang, Arema FC memilih untuk bersikap tidak gegabah dalam memutuskan perekrutan marquee player melalui rapat internal di jajaran pelatih dan manajemen tim.
“Arema akan mempertimbangkan dengan cermat dan saksama tentang kehadiran marquee player di tim. Tentunya hal ini tidak sekadar untuk membuat ramai dan menjadikan klub terkenal. Kalau untuk popularitas, Arema sudah terkenal,” ucap Ruddy lagi.
Baca Juga:
- 4 Hal Menarik dari Hasil Imbang 1-1 Man City dengan Liverpool
- Modal Penting Juventus untuk Menjuarai Liga Champions
- Rekor Terhebat di Balik Kesuraman Josep Guardiola
Ruddy menganalisis bahwa kehadiran marquee player memiliki potensi untuk merusak harmonisasi tim karena adanya ketimpangan di antara pemain.
Arema FC sebenarnya cukup percaya diri meski tanpa kehadiran marquee player. Dengan mengandalkan kombinasi pemain senior dan pemain muda, mereka mampu menjadi juara di Piala Presiden 2017.
Di tangan sang pelatih, Aji Santoso, Arema FC memang banyak memberikan porsi lebih kepada pemain muda.
”Harapannya adalah bagaimana pemain tersebut bisa memberikan keuntungan maksimal untuk Arema FC secara keseluruhan, baik dari sisi teknis atau nonteknis. Jangan sebaliknya kehadiran mereka justru membuat harmoni tim jadi rusak dan timbul kesenjangan. Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga,” ujar Ruddy.