Home
/
Digilife

B2B Market: The Sleeping Giant yang Menyimpan Potensi Bisnis Besar

B2B Market: <i>The Sleeping Giant</i> yang Menyimpan Potensi Bisnis Besar

Ilustrasi foto: HubSpot

Komang Budi Aryasa26 April 2023
Bagikan :

Kolom oleh: EVP Digital Business & Technology Telkom Indonesia, Komang Budi Aryasa.

Uzone.id – Pasar B2B (business-to-business) seringkali dianggap sebagai "the sleeping giant" atau "raksasa yang tertidur" dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan karena pasar B2B yang menyimpan potensi keuntungan yang besar, namun banyak perusahaan yang belum memanfaatkannya secara optimal.

Terutama terjadi di Indonesia, dimana banyak perusahaan masih mengandalkan pasar B2C (business-to-consumer) sebagai sumber pendapatan utama mereka, padahal menurut laporan EigenRe, market size B2B di Indonesia diprediksi mencapai USD21,3 miliar (setara Rp315,9 triliun) pada 2023.

Walau memiliki kompleksitas dan tantangan yang tidak mudah, pasar B2B sebenarnya memiliki keuntungan yang menarik untuk dijelajahi jika ditelaah lebih dalam. Ada beberapa keuntungan pasar B2B, di antaranya potensi tinggi dengan pendapatan yang jelas dan dapat diprediksi, modal yang efisien, dan bukan jenis pasar di mana pemenang akan memonopoli pasar.

Mari kita bahas satu per satu.

Keuntungan pertama: memiliki potensi yang tinggi dengan pendapatan yang jelas dan dapat diprediksi.

Pasar B2B seringkali memiliki potensi keuntungan yang besar, terutama jika perusahaan tersebut mampu menemukan niche market yang tepat. Selain itu, revenue dari pasar B2B juga cenderung lebih mudah diprediksi, karena transaksi yang dilakukan seringkali bersifat recurring. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang besar dan dapat diprediksi secara terukur.

Keuntungan kedua: modal yang efisien.

Perusahaan tidak perlu mengeluarkan banyak modal untuk branding atau marketing product, karena transaksi cenderung dilakukan melalui personal relationship atau referral.

Tak hanya itu, pasar B2B juga lebih tahan terhadap fluktuasi pasar yang tidak terduga, karena transaksi yang dilakukan cenderung lebih stabil dan memiliki waktu yang lebih lama.

Ketiga: bukan pasar yang bersifat “winner takes all”, alias pemenang akan memonopoli pasar.

Beberapa perusahaan dapat bertahan dan tumbuh bersama-sama tanpa harus mengorbankan pesaingnya, sehingga baik perusahaan berskala kecil maupun besar juga memiliki peluang yang sama untuk bersaing dan mendapatkan pangsa pasar.

Preview
Ilustrasi foto: Pressfoto/Freepik

Pasar B2C seringkali bersifat kompetitif dan perlu menjadi unicorn, atau perusahaan yang memiliki valuasi pasar lebih dari USD1 miliar untuk memperoleh return yang menarik. Berbeda dengan pasar B2B, perusahaan yang mampu menyediakan solusi tepat untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh pelanggan lah yang akan mendapatkan return yang signifikan dan mampu bertahan dalam jangka panjang tanpa perlu menjadi unicorn.

Telkom menjadi salah satu perusahaan yang melihat potensi tersebut dan mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan pasar B2B melalui layanan solusi cloud computing, data center, jaringan internet, big data, Internet of Things (IoT), dan artificial intelligence (AI) dari produk digitalnya.

Kini Telkom turut mengambil langkah besar untuk berkomitmen menjangkau pasar B2B yang memiliki potensi besar. Beberapa produk yang telah dikembangkan untuk menyasar pasar B2B, yaitu Netmonk, OCA, dan Bigbox. Ketiga produk tersebut memberikan solusi teknologi yang dapat membantu perusahaan dalam menjalankan operasi bisnis mereka dengan lebih efisien dan efektif.

Netmonk sendiri merupakan platform manajemen jaringan yang membantu perusahaan dalam memantau kinerja jaringan mereka secara real-time, memprediksi gangguan jaringan, dan mengoptimalkan kinerja jaringan.

Kemudian OCA (Online Collaboration Application) yang menawarkan layanan omnichannel untuk memantau dan mengelola layanan pelanggan serta menjangkau konsumen lebih luas dan meningkatkan customer engagement secara efektif dan efisien.

Terakhir, Bigbox sebuah platform big data analytics yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisis dan mengelola data mereka dengan lebih efektif sehingga dapat membantu perusahaan mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat.

Secara keseluruhan, pasar B2B menawarkan roadmap yang lebih jelas menuju profitabilitas dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan pasar B2C.

Hal ini membuat banyak perusahaan perlu mempertimbangkan kembali model bisnis mereka. Akankah tetap berfokus hanya pada pasar B2C saja atau perlu melebarkan sayap merambah bisnis di pasar B2B?

populerRelated Article