Home
/
Startup

Bagaimana Aplikasi Kesehatan Menjaga Keamanan Data Pengguna?

Bagaimana Aplikasi Kesehatan Menjaga Keamanan Data Pengguna?
Birgitta Ajeng20 May 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Uzone.id - Pandemi virus Corona (Covid-19) telah mengubah cara orang dalam mengecek kondisi tubuh. Banyak yang mengandalkan aplikasi kesehatan (telemedicine) untuk berkonsultasi dengan dokter. Di tengah lonjakan ini, bagaimana penyedia aplikasi kesehatan menjaga keamanan data pengguna?

Dalam wawancara khusus dengan Uzone.id, VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang, mengatakan, “Kami juga melindungi data pasien yang berinteraksi langsung dengan tenaga non kesehatan kami di lapangan. Ini dibuktikan di akhir tahun 2019 kemarin, dimana Halodoc menjadi startup di bidang layanan kesehatan pertama di Indonesia yang menginisiasi pengambilan sumpah menjaga rahasia terkait tugas untuk tenaga non kesehatan (Patient Relationship Officer) Halodoc.”

“Mereka saat ini bekerja di 1.200 lebih rumah sakit di 9 kota, di Pulau Jawa dan Sumatera,” imbuh Felicia.

Baca juga: Laris Manis Aplikasi Kesehatan saat Pandemi Covid-19

Terkait keamanan data pengguna, Head of B2B KlikDokter, Mia Argianti menegaskan, “Semaksimal security data-data pengguna kita jaga kerahasiaannya, sebagai contoh, di chat dokter pengguna sudah bisa menghapus chat dengan dokter sebelumnya, semua kontrol ada di tangan pengguna tersebut.”

KlikDokter juga menyediakan tim produk khusus untuk security, karna mereka sadar bahwa keamanan dan kerahasiaan data pengguna wajib dijaga.

Menyoal peningkatan pengguna, Halodoc menyatakan mengalami pertumbuhan pengguna aktif 10 kali lipat pada April 2020. KlikDokter juga menyampaikan ada peningkatan konsultasi dokter secara signifikan setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca juga: Aplikasi Kesehatan di Indonesia Diyakini Makin Berkembang Usai Pandemi Corona

“Pertumbuhan pengguna aktif Halodoc meningkat 10 kali lipat pada April 2020. Tidak hanya itu, kanal ‘Check Covid-19’ yang diluncurkan pada 13 Maret 2020 membantu pengguna mengetahui risiko Covid-19 dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan telah diakses 7.4 juta kali oleh pengguna,” ujar Felicia.

Mia menyampaikan ada peningkatan konsultasi dokter secara signifikan setelah ada PSBB, dan imbauan dari Perhimpunan Dokter Spesialis untuk tetap berada di rumah dan tidak ke rumah sakit apabila memang tidak ada hal-hal yang bisa dikatakan sebagai kegawatdaruratan.

“10.000 konsultasi per hari selama pandemi atau naik tiga hingga empat kali lipat dari hari normal,” ujar Mia.

populerRelated Article