Bagaimana PeduliLindungi Peduli dan Melindungi Kita?
Aplikasi PeduliLindungi. (Foto: Dok. Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id - Sejak virus corona (COVID-19) melanda Indonesia pada awal Maret 2020, pemerintah terus mengupayakan berbagai cara untuk menekan angka penularan.Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), yaitu mengembangkan aplikasi PeduliLindungi.
Seperti namanya, PeduliLindungi hadir untuk peduli dan melindungi seluruh warga Tanah Air. Hal ini tercermin lewat cara kerja aplikasi dengan mengandalkan Bluetooth.
Dengan mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian, PeduliLindungi kemudian dapat melakukan penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19.
Setelah pengguna mengunduh dan melakukan registrasi pada aplikasi, kemudian mengaktifkan Bluetooth, PeduliLindungi langsung bekerja dengan mengidentifikasi ponsel pengguna PeduliLindungi lainnya.
Ketika ada smartphone lain dalam radius Bluetooth yang juga terdaftar di PeduliLindungi, maka akan terjadi pertukaran ID anonim yang akan direkam oleh smartphone. Data ID anonim tersebut akan disimpan dalam rentang waktu 14 hari.
PeduliLindungi selanjutnya akan mengidentifikasi orang yang pernah berada dalam jarak dekat dengan orang yang dinyatakan uspek, Kasus Konfirmasi (bergejala dan tidak bergejala), dan Kontak Erat.
Aplikasi ini akan sangat membantu ketika orang tersebut tidak dapat mengingat riwayat perjalanan dan dengan siapa saja dia melakukan kontak.
Bluetooth lebih ideal ketimbang Wi-Fi
Ada alasan kuat di balik pemakaian Bluetooth pada PeduliLindungi. Menurut Andri Qiantori, Head of Chapter Developer, Bluetooth merupakan teknologi tepat untuk mengidentifikasi kontak orang-orang dengan yang terkena COVID-19.
“Secara teknologi, Bluetooth itu bisa mengidentifikasi terjadinya kontak, hubungan antara user dengan jarak dekat, jadi antara dua sampai lima meter,” ujar Andri dalam wawancara khusus dengan Uzone.id.
Jika menggunakan teknologi lain, seperti Wi-Fi, misalnya, identifikasi kontak jarak dekat (close contact) menjadi kurang tepat.
“Seandainya tidak pakai Bluetooth, seandainya pakai Wi-Fi, Wi-Fi itu jaraknya bisa 20 atau 25 meter, itu tidak bisa menggambarkan close contact. Tidak mungkin jarak 25 meter, saya batuk di sini, dan saya anggap orang di 25 meter itu kena, itu tidak mungkin,” tutur Andri.
Jadi, Bluetooth adalah yang utama dalam pemakaian PeduliLindungi. Pengguna bisa mengaktifkan Bluetooth, saat berada di luar rumah. Jika Bluetooth tidak aktif, hal itu sama saja menghilangkan fungsi utama dari PeduliLindungi.
“Sangat disarankan jangan mematikan Bluetooth, karena kita tidak tahu kapan kita terkena, kita confirm close contact dengan orang yang kena,” ujar Andri.
Andri pun menekankan bahwa manfaat dari PeduliLindungi baru terasa saat pengguna memakainya setiap hari dengan megaktifkan Bluetooth. Dengan begitu, pengguna bisa memastikan bahwa ia tidak menjadi objek yang membuat keluarga atau orang terdekat tertular COVID-19.
“Memakai aplikasi ini seperti mengonsumsi vitamin, tidak terasa, tapi sebenarnya menyehatkan tubuh,” tutur Andri.
Fitur baru, bentuk kepedulian terhadap pengguna
Aktivasi Bluetooth saat menggunakan PeduliLindungi memang memakan daya baterai smartphone. Untuk membantu pengguna menghemat baterai ponsel saat mengaktifkan Bluetooth, PeduliLindungi tengah mengembangkan fitur baru.
Andri menegaskan, “Kita optimalkan cara pemakaian Bluetooth, pelanggan akan diberikan keleluasaan atau untuk mengatur penggunaan Bluetooth mereka.”
PeduliLindungi bakal menerapkan sistem otomatisasi aktivasi Bluetooth, sehingga pengguna tidak perlu bolak-balik mengaktifkan Bluetooth. Di masa mendatang, PeduliLindungi memungkinkan pengguna mengatur Bluetooth.
“Jadi umpamanya begini, nanti mungkin, ini baru kita rancang, bagaimana menggunakan sistem alarm. Jadi Bluetooth itu hanya hidup ketika saya ada di kantor, hari Senin sampai Jumat, dari jam delapan sampai jam dua,” ujar Andri.
Terkait privasi, pengguna tidak perlu khawatir. PeduliLindungi sangat memperhatikan kerahasiaan data pribadi pengguna. Data pengguna akan akan disimpan dengan aman dalam format terenkripsi dan tidak akan dibagikan kepada orang lain.
Andri pun menegaskan bahwa segala pembaruan di PeduliLindungi harus melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). “Jadi kita itu di-cover dengan ketat banget sama BSSN,” ungkap Andri.
“Jadi terkait sama security aplikasi, kita tidak boleh naik produksi sebelum diperiksa sama mereka, makanya sampai sekarang tidak ada bocor data keluar, itu karena memang inspeksinya berlapis banget, ini termasuk pengembangan fitur baru harus kirim ke BSSN,” imbuhnya.
Data pengguna hanya akan diakses bila pengguna dalam risiko tertular COVID-19 dan perlu segera dihubungi oleh petugas kesehatan. Aplikasi PeduliLindungi sudah tersedia di Google Play dan App Store.