Belajar dari Choirul Huda, Waspadai Benturan di Kepala
BARU-baru ini, dunia sepakbola Indonesia dirudung duka. Itu karena meninggalnya kiper Persela Lamongan Choirul Huda akibat benturan hebat dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues. Gaya menyodok ke depan demi menghalau bola membuat dada-leher sampai rahang kepala terhantam kaki Ramon dengan kencang. Tak ayal membuat Huda meringis kesakitan, dan tak berselang lama membuatnya tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal.
Atas kondisi yang menimpa pria berumur 38 tahun itu. Satu pertanyaan pun muncul, “Apa yang bisa dimbil pelajaran dari kejadian itu agar pemain lain tidak mengalami kejadian serupa? dr. Frandy Susatia, Sp.S, ahli saraf dari Silloam Hospitals Kebun Jeruk, menjelaskan agar para pesepakbola berupaya menghindari dan mewaspadai bentura keras didaerah kepala dan leher. Sebab, dua organ itu punya efek fatal yang bisa membuat orang meregang nyawa secara cepat.Bila ada benturan keras di kepala, khususnya pada dekat pelipis mata, itu bisa menyebabkan pendarahan epidural. Di mana membuat perdarahan masif dan cepat yang dampaknya tidak membutuhkan waktu lama untuk korban kehilangan kesadaran.
“Kalau didaerah dada, nggak bakal bikin orang meninggal. Karena tubuh dilindung tulang keras hingga bentural kencang sulit membuat pembuluh darah rusak atau organ didalamnya bermasalah. Yang berbahaya justru di di leher dan kepala. Kedua benturan di daerah itu bisa menyebabkan pecah atau sobeknya pembuluh darah di belakang,” ungkapnya kepada Fitness for Men melalui sambungan telepon, Senin (16/10/2017)
Di leher itu ada pembuluh darah belakang yang terhubung dengan batang otak. Bila pembuluh darah itu mendapat hantaman keras, minimal orang bakal pingsan. “Tentu Anda pernah melihat orang yang memukul dibagian belakang kepala dan langsung pinsang. Nah itu yang dihantam pembuluh darah itu,” terang dokter Frandy.
Sementara pembuluh darah depan, tak kalah juga punya efek fatal. Makanya, kita melihat di film kalau ada adegan meng-cekek bisa membuat meninggal. Karena disana ada pembuluh darah yang menghubungankan udara ke otak.
Begitu itu pembuluh darah itu mendapat benturan yang membuat fungsinya terganggu, kesadaran seseorang bakal hilang. Efeknya, seseorang bisa diserang rasa lemas disekujur badan, kemudian bisa pingsan atau koma. “Yang parah bila pembuluh darah itu sobek, itu pasti membuat pendarahan yang dalam sekejap sesorang bisa langsung meninggal di tempat – tanpa kita tahu gejala awalnya dan dokter belum sempat meng-scan (MRI). Disinilah letak fatalnya benturan di leher,” urainya.