Benarkah Mobil Listrik Tidak Ramah Lingkungan?
Hyundai Kona Electric (Foto: Hyundai Indonesia)
Uzone.id - Indonesia menargetkan tahun 2045 semua kendaraan sudah tidak lagi menggunakan energi fosil, melainkan pakai energi listrik atau baterai.Namun, alih-alih untuk mengurangi polusi dengan memanfaatkan energi listrik pada baterai, aktivis lingkungan hidup menilai kalau mobil listrik tidak lebih ramah lingkungan dari mobil dengan internal combustion engine (ICE) atau pembakaran dalam.
Jarod Cory Kelly, Analis sistem energi utama di Argonne National Laboratory, laboratorium Departemen Energi Amerika Serikat, mengatakan bahwa kendaraan listrik menghasilkan lebih banyak karbon daripada mobil ICE.
BACA JUGA: Game Turbo di POCO M3 Pro 5G Bisa Ubah Suara Jadi Robot, Kartun, Wanita, Pria
Hal itu karena ekstraksi dan pemrosesan mineral dalam baterai kendaraan listrik dan produksi sel daya yang dihasilkan.
Mengenai mobil listrik tidak ramah lingkungan, COO Hyundai Motors Indonesia, Makmur, mengatakan bahwa ada data dari hasil riset yang menyatakan trend CO2 di Bumi semakin tinggi dan salah satu kontribusi yang besar berasal dari transportasi.
“Jadi, dengan kita bisa reduce output dari transportasi itu, CO2 akan turun banyak. Cuma angkanya berapa saya gak hapal. Cuma kalo ditelaah lagi kan mobil ini masuk tidak ada bahan bakar minyak sehingga output-nya pun juga bersih, tidak ada sama sekali tapi kalo td dibilang untuk bikin listriknya ada menghasilkan CO2 gak.
Ada, tapi jauh lebih kecil dibandingkan dgn bahan bakar minyak yang dipakai, sehingga output-nya juga akan jauh lebih besar,” terang Makmur saat berbicara di program Uzone Talks bertajuk “Saatnya Pakai Mobil yang Gak Perlu Bensin?”, pada Kamis (29/7/2021).
Dia lalu menambahkan, produsen mobil secara bertaham memberikan kontribusi kepada lingkungan, meskipun pada kenyatannya kita memproduksi listrik masih ada bahan bakar CO2.
“Tapi sedikit (menghasilkan CO2),” kata Makmur.