Home
/
News

Berbalas Kata Antara Cikeas dan Istana

Berbalas Kata Antara Cikeas dan Istana
TEMPO.CO03 February 2017
Bagikan :

Kepolisian RI belum ingin menanggapi dugaan penyadapan percakapan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin. “Bisa jadi spekulasi, jadi ini masih informasi-informasi yang patut kami cermati,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di kantornya, Kamis, 2 Februari 2017.

Menurut Boy, dugaan penyadapan itu perlu dicari kebenarannya. Kepolisian akan melihat perkembangan dugaan penyadapan yang muncul dari persidangan perkara penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Baca:
Soal Isu Penyadapan, Jokowi: Itu Urusan Pengadilan

Menurut Boy, pihak yang pertama kali memunculkan isu penyadapan itu harus menjelaskan rujukannya. Dugaan penyadapan muncul seusai mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi pernyataan pengacara Ahok, Humphrey Djemat, tentang percakapannya dengan KH Ma'ruf Amin melalui telepon. SBY menilai pernyataan itu mengindikasikan bahwa teleponnya telah disadap.
Baca:
SBY Ingin Sekali Bertemu Presiden Jokowi, tapi Ada yang...  

Hubungan Presiden Joko Widodo dengan presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, penuh dinamika. Meski sejak suksesi 2014 tidak pernah bertemu, mereka kerap saling sindir melalui media. Berikut catatan hubungan itu seperti dimuat Koran Tempo, Jum’at, 3 Februari 2017.

Tour de Java versus proyek Hambalang
Ketika mengadakan kegiatan blusukan 13 hari keliling Pulau Jawa bertajuk “SBY Tour de Java” pada Maret 2016, Yudhoyono mengkritik pemerintah. 

"Kalau ekonomi sedang lesu, dikurangi saja pengeluarannya. Bisa kita tunda tahun depannya lagi sehingga, jika ekonomi lesu, tidak lagi bertambah kesulitannya. Itu politik ekonomi." — Yudhoyono  

Jokowi seolah-olah membalasnya lewat blusukan ke proyek Wisma Hambalang yang mangkrak akibat korupsi. Proyek Hambalang dimulai pada era kepemimpinan Yudhoyono.

"Sedih melihat aset negara di proyek Hambalang mangkrak. Penuh alang-alang. Harus diselamatkan." — Joko Widodo

Demonstrasi menuntut Ahok
Aksi demo 4 November 2016 berujung ricuh. Presiden Joko Widodo menyatakan ada aktor politik di belakang aksi. Ia tidak menyebutkan siapa aktor tersebut. 

"Dan ini kami lihat ditunggangi aktor politik." – Joko Widodo

"Yang komando hanya telepon genggam, social media. Jangan tiba-tiba simpulkan ada yang menggerakkan atau mendanai." – Yudhoyono.

Cuitan hoax
Keduanya juga berbalas tanggapan tentang banyaknya isu dan hoax

"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar hoax berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah menang? *SBY*" – Yudhoyono. 

"Semua negara juga menghadapi (hoax). Enggak perlu banyak keluhanlah." – Joko Widodo

Dugaan penyadapan
Yudhoyono merasa telah disadap karena pembicaraannya dengan KH Ma’ruf Amin diketahui dan dipersoalkan Ahok dalam persidangan. 

"Kalau yang menyadap adalah institusi negara, bola ada di Jokowi (Joko Widodo)." – Yudhoyono 

"Yang bicara itu kan pengacaranya Pak Ahok dan Pak Ahok. Kok, barangnya dikirim ke saya." – Joko Widodo

DANANG FIRMANTO | EVAN (PDAT) l FRANSISCO ROSARIANS | AGUNG S

Berita Terkait:

populerRelated Article