Berbekal AI, Israel Pakai WhatsApp buat Serang Warga Palestina
Ilustrasi foto: Rachik Tank/Unsplash
Uzone.id – Baru-baru ini sebuah laporan mengungkap adanya penggunaan WhatsApp untuk menyerang warga Gaza di Palestina. Laporan ini disampaikan oleh salah satu engineer teknologi yang juga pendiri inisiatif Tech for Palestine, Paul Biggar.
Dalam penelitiannya tersebut, Paul menyebut kalau sistem AI milik Israel bernama Lavender mengidentifikasi warga Gaza yang menjadi target militer mereka dengan cara melacak kontak WhatsApp mereka.I just published about Meta and Lavender - specifically how Whatsapp is used to enable bombing of WhatsApp users
— Paul Biggar ???????????????? (@paulbiggar) April 16, 2024
Sistem AI Lavender sendiri sudah lebih dulu diungkap, dimana Israel menggunakan menggunakan sistem bantuan kecerdasan buatan untuk menyerang warga Gaza.
Penggunaan sistem AI ini mendapat kecaman dari banyak pihak karena akurasinya yang terus dipertanyakan.
Selain itu, sistem ini juga menyebabkan tingginya angka korban sipil termasuk perempuan dan anak-anak, dimana pejabat Israel berdalih kalau menargetkan 'tersangka' ketika mereka berada di rumah bersama keluarga mereka.
Dalam penggunaan WhatsApp sebagai ‘pendukung’ sistem penyerangan Lavender, Paul menjelaskan kalau faktor penentu utama identifikasi sistem ini adalah dengan melihat apakah kontak seseorang (warga Palestina) masuk dalam grup WhatsApp yang dicurigai sebagai grup militan atau tidak.
Biggar pun menuduh WhatsApp secara langsung melanggar hukum kemanusiaan internasional, serta melanggar komitmen publiknya terhadap hak asasi manusia karena adanya keraguan akan klaim mereka soal keamanan enkripsi “end-to-end” dalam pesan penggunanya, khususnya pengguna di Palestina.
Tuduhan soal keterlibatan Meta dalam konflik Israel dan Palestina ini bukan pertama kali terjadi, sebelumnya Meta juga disebut meredam konten-konten yang berhubungan dengan Palestina, termasuk membatasi akun-akun yang lantang menyuarakan soal Palestina.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara WhatsApp angkat suara dan menyebut kalau laporan tersebut tidak akurat dan membantah memberikan informasi ke pemerintah Israel.
“Kami tidak memiliki informasi bahwa laporan ini akurat. WhatsApp tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun,” kata perwakilan WhatsApp dikutip dari Middle East Monitor, Rabu, (24/04).
WhatsApp melanjutkan bahwa pihaknya selalu transparan memberikan laporan termasuk soal informasi penggunanya.
“Kami setuju bahwa privasi lebih dari sekedar enkripsi end-to-end, itulah sebabnya kami bekerja keras untuk melindungi informasi terbatas yang tersedia bagi kami dan kami terus membangun lebih banyak fitur untuk melindungi informasi pengguna kami,” tambah WhatsApp.