Bersama Solskjaer, Manchester United Bisa Cetak Banyak Gol
Sejak didapuk sebagai caretaker Manchester United menggantikan Jose Mourinho yang dipecat, kehidupan Ole Gunnar Solskjaer tampak indah. Dua hasil impresif yang didapatkan oleh United asuhannya membuatnya (makin) dicintai oleh suporter. Namun, ada yang lebih penting dari sekadar hasil.
Di era kepemimpinan Solskjaer (yang masih pendek), pendukung United tampak dibawa bernostalgia, kembali ke era sang manajer legendaris, Sir Alex Ferguson. Ya, 'Iblis Merah' menampilkan permainan ofensif yang memompa adrenalin dan menciptakan banyak gol.Ini terbukti dari dua laga pertama Solskjaer. Cardiff City dibabat dengan skor 5-1, sementara beberapa hari kemudian, giliran Huddersfield dikalahkan dengan skor 3-1. Memang, kedua tim ini adalah tim yang satu atau bahkan dua kelas di bawah United. Namun, keberhasilan Marcus Rashford dkk mencetak delapan gol dari dua pertandingan tak bisa dipandang sebelah mata.
Mampunya United untuk mencetak banyak gol barangkali akan menjadi peristiwa yang sering terjadi ke depannya, selama sang caretaker masih memegang jabatannya. Pasalnya, permainan menyeranglah yang memang menjadi filosofi Solskjaer dalam bekerja sebagai juru taktik.
“Saya sempat berada di sini (United) selama 15 tahun dan tentu saja filosofi sepak bola saya terpengaruh atas apa yang saya alami di sini. Kami tampil menyerang, berusaha untuk mendominasi, dan bermain dengan keyakinan bahwa kami akan menang sembari tetap memberikan respek terhadap lawan,” ungkap Solskjaer dalam wawancara bersama Sky Sports.
Berkaca pada hasil yang didapatkan oleh United asuhannya, pria yang dijuluki The Baby Faced Assassin ketika bermain ini tampak mampu mengaplikasikan filosofi yang ia anut dengan mudah. Terlebih ia memiliki materi yang lebih dari cukup untuk melakukan itu.
“Ketika melihat ke lapangan, kami memiliki pemenang. Kami bermain baik, penyerang kami mencetak gol atau memberikan asis. Kami juga bertahan dengan oke.”
“Mereka adalah pesepak bola yang berkualitas. Beberapa mungkin belum lama di sini dan tak menyadari betapa berartinya bermain bagi United. Kami sama sekali tak melihat apa yang telah terjadi sebelumnya karena itu tidak penting. Bagi saya, Mike (Phelan), Michael (Carrick), dan Kieran (McKenna), yang penting adalah meningkatkan performa tim dan finis di posisi yang membanggakan,” tambah Solskjaer.
Secara statistik, United binaan Solskjaer pun memang dominan, persis seperti apa yang ia inginkan. Melawan Cardiff, The Red Devils mencatatkan 74,3% penguasan bola dan 17 tembakan, sementara melawan Huddersfield, United mencatatkan 64.7% penguasaan bola dan 16 tembakan.
Menghadapi Bournemouth, Minggu (30/12/2018), Solskjaer mendapat amunisi tambahan untuk menambah daya gedor. Tiga penyerang United, Romelu Lukaku, Anthony Martial, dan Alexis Sanchez dikabarkan oleh Solskjaer pribadi telah tersedia untuk diturunkan. Keberadaan Lukaku, Martial, dan Sanchez tentu menambah opsi dan kualitas bagi sektor ofensif United.
Bukan tidak mungkin, apabila Solskjaer mampu untuk mempertahankan konsistensi permainan United hingga akhir musim nanti, ia akan direkrut secara permanen. Bagaimana pun, setidaknya pemuja 'Iblis Merah' menikmati banyaknya gol yang diciptakan oleh tim racikan Solskjaer sejauh ini.