Bikin Aplikasi Pelacak Positif Corona, Indonesia Tiru Cara Singapura?
(Menkominfo Johnny G. Plate. Foto: dok. Kominfo)
Uzone.id -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan kalau pemerintah bersama perusahaan operator seluler akan bersatu dalam mengembangkan aplikasi khusus yang bisa mendeteksi pengguna yang positif COVID-19 demi meminimalisir kontak dengan pengguna sehat lain. Cara ini persis dilakukan oleh negara tetangga, Singapura.Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas dari rencana ini.
Pertama, Johnny menyebut bahwa nama aplikasi mobile tersebut TraceTogether dan sempat mengklaim kalau aplikasi ini adalah buatan lokal.
Tapi kalau dicek di platform seperti Google PlayStore, sudah ada aplikasi dengan nama sejenis yang berasal dari Singapura. Fungsinya pun sama, yakni untuk memberikan sinyal sesama pengguna apabila berada di dekat dengan orang yang pernah positif COVID-19. Aplikasi ini turut bekerja sama dengan pemerintah setempat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan Singapura.
Namun, dari penuturan Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kominfo Ahmad Ramli, nama aplikasi yang tengah dikembangkan ini bernama PeduliLindungi.
Seperti yang diwartakan detik.com, cara kerjanya kurang lebih sama dengan TraceTogether milik Singapura namun diklaim dapat mencakup lebih luas pengguna dan siap diuji coba pada Senin mendatang, 30 Maret 2020.
Sampai tulisan ini diterbitkan, Ramli belum menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Uzone.id sejak Jumat siang (27/3).
Baca juga: Menkominfo dan Operator Bikin Aplikasi Pemantau Positif COVID-19
Kedua, ada pendapat tersendiri dari Heru Sutadi selaku pengamat telekomunikasi, IT, dan ekonomi digital.
Menurutnya, pada umumnya aplikasi sejenis TraceTogether ini memang memiliki manfaat besar karena bisa dilihat pada satu saat orang yang berada di tempat itu dengan siapa saja.
“Soal fencing [pengurungan], ada sanksi yang tegas mengenai hal itu [di sana], khususnya bagi yang masa karantina. Nah, di kita mau seperti apa? Sebab, kalau dipakai sekarang, bukan tidak bermanfaat, tapi tantangannya sudah berbeda,” ungkap Heru kepada Uzone.id melalui sambungan WhatsApp, Jumat (27/3).
Dia melanjutkan, “clustering kita sudah kompleks, sudah menyangkut hingga kemarin sudah 27 provinsi. Sehingga, tracing dan tracking sudah kurang diperhatikan karena bisa menular dari siapa saja.”
Baca juga: Pemerintah Lacak Ponsel Warga Demi Cegah Corona, Langgar Privasi Gak Sih?
Diketahui, TraceTogether mengandalkan sinyal Bluetooth untuk saling menangkap lokasi sesama pengguna agar tahu siapa saja yang menggunakan aplikasi dan siapa saja yang terinfeksi COVID-19.
Jika ada pengguna yang berada di lokasi dengan jarak tidak jauh dari orang yang terinfeksi corona, maka aplikasi akan memberikan peringatan yang datangnya langsung dari Kementerian Kesehatan Singapura. Dari situ, Kemenkes Singapura akan menyediakan beberapa panduan dan cara penanganan diri.
Namun, jika mengacu pada penjelasan Menkominfo Johnny, tampaknya pemerintah melalui Kominfo, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan para operator seluler turut ambil andil dalam keberhasilan kinerja aplikasi ini.
Semoga saja aplikasi ini akan terlaksana sesuai tujuan, dapat digunakan segera di wilayah zona merah COVID-19, dan kondusif pemakaiannya.