Bill Gates Beli Kapal Pesiar Bertenaga Hidrogen Seharga Rp8,8 Miliar
-
Bill Gates. (Dok. Facebook Bill Gates)
Uzone.id - Miliuner asal Amerika Serikat yang juga pendiri Microsoft, Bill Gates, baru saja memesan memesan kapal pesiar bertenaga hidrogen pertama di dunia. Superyacht ini bernilai sekitar USD644 juta (Rp8,8 miliar) dan memiliki infinity pool (kolam renang dengan tepian yang dirancang solah menghilang atau menimbulkan kesan memanjang dan tak terhingga), helipad (landasan untuk helikopter), spa, dan pusat kebugaran.Menurut The Guardian, superyacht bernama Aqua ini merupakan kapal mewah dengan luas 112 meter dan bertenaga hidrogen cair. Kapal iini memiliki lima dek untuk menampung 14 tamu dan 31 awak kapal. Selain itu, kapal ini mampu menempuh jarak 3.750 mil (6035 km) sampai kemudian perlu mengisi bahan bakar kembali.
Baca juga: FOTO: Lebih Dekat dengan Galaxy S10 Lite Harga Rp8,99 juta
Bill Gates, 64, yang saat ini menduduki peringkat kedua sebagai orang terkaya di dunia tidak pernah memiliki kapal pribadi. Dia biasanya menyewa yacht untuk pengunaan pribadi. Dulu, ia pernah berlibur menggunakan kapal pesiar Serene senilai (Rp4,5 miliar) milik pemegang merek vodka Stolichnaya, Yuri Scheffler.
Investasi ini mencerminkan minat lama Bill Gates pada bahan bakar alternatif, dan antusiasmenya terhadap teknologi baru yang dapat mengatasi emisi dari industri dan transportasi yang membentuk 75 persen jejak karbon dunia.
Baca juga: Muncul Rumor Apple Watch 6, Bisa Pantau Jam Tidur
Bill Gates juga merupakan seorang investor di Heliogen, startup di California yang bertujuan mengubah sinar matahari menjadi sumber panas melebihi yang dapat membantu menggantikan bahan bakar fosil. Ini adalah perusahaan pertama di dunia yang memanfaatkan sinar matahari untuk mencapai suhu yang cukup tinggi untuk memberi daya pada industri berat tanpa emisi karbon.
Beberapa waktu lalu, Bill Gates melalui yayasannya, Bill and Melinda Gates Foundation juga telah mengumumkan bahwa mereka siap menyumbangkan USD10 juta (Rp136 miliar) untuk membantu responden pertama di China dan Afrika, termasuk USD5 juta untuk kerja sama internasional, perawatan, dan pengembangan vaksin terkait wabah virus corona.