Bisnis Startup Travel Kembali Bergairah di Q3 2020
Gaery Undarsa, Co-founder & Chief Marketing Officer tiket.com. (Foto: Dok. tiket.com)
Uzone.id - Startup travel, seperti Online Travel Agent (OTA) adalah salah satu industri yang paling terdampak pandemi virus Corona (Covid-19). Sejak awal pandemi, tren pemesanan tiket dan hotel menurut drastis. Namun, angkanya cenderung meningkat di kuarta ketiga (Q3) 2020.Salah satu OTA di Indonesia, tiket.com mencatat penjualan tiket penerbangan yang meroket tiga kali lipat atau sebesar 240 persen dibandingkan Q2 2020. Kemudian, reservasi hotel pun meningkat di angka 250 persen pada periode yang sama.
Dalam media briefing tentang kinerja dan rencana bisnis tiket.com pada Q3 dan Q4 2020, beberapa waktu lalu, Gaery Undarsa, Co-founder & Chief Marketing Officer tiket.com menyatakan, "Pemulihan pariwisata bertumbuh seiring dengan mulai dibukanya sejumlah destinasi wisata lokal yang menerapkan protokol kesehatan dan optimisme masyarakat untuk kembali liburan."
Baca juga: Tiket.com Mengaku Tidak PHK Karyawan Selama Pandemi
Menurutnya, hal tersebut terbukti dengan menurunnya tren refund dan reschedule. Pada Q2 2020, tiket.com catat penurunan permintaan refund dan reschedule hingga 33 persen dibandingkan dengan Q1 2020.
Sedangkan pada Q3 2020, permintaan refund dan reschedule yang tiket.com layani pun merosot 78 persen dibandingkan pada Q2 2020. Secara keseluruhan, pada Q3 2020, tiket.com telah menangani dan menyelesaikan 97 persen permintaan refund dan reschedule.
Sementara itu, data internal OYO mencatat membaiknya performa hotel OYO di Indonesia secara perlahan. Tingkat okupansi per bulan Agustus 2020 meningkat sebanyak 70 persen dari titik terendah di bulan April 2020, meskipun peningkatan tersebut masih di angka 60 persen dari tingkat okupansi normal sebelum pandemi.
RedDoorz Indonesia juga mengalami peningkatan bisnis yang cukup positif di Q3 2020. RedDoorz mencatat peningkatan pemesanan kamar sebesar 80 persen dan peningkatan tingkat hunian hingga 50 persen selama Maret-Oktober 2020.
Berdasarkan laporan STR Hotel Database, perusahaan bisnis intelijen independen untuk hospitality, angka itu lebih di atas rata-rata okupansi nasional yang hanya 36 persen.
Baca juga: Startup Travel di Indonesia Diprediksi Bangkit di 2021
Adil Mubarak, VP Operations of RedDoorz mengatakan, pandemi Covid-19 memang mendisrupsi performa bisnis RedDoorz sejak Maret 2020. Meski demikian, pertumbuhan bisnis yang cukup positif di Q3 membuat pihaknya semakin optimis dan berharap pariwisata domestik akan pulih kembali.
Sejalan dengan itu, Gaery pun menyatakan bahwa tiket.com antuasias menyambut Q4 hingga 2021. Ia mengatakan, “Pergerakan positif sektor pendukung utama seperti transportasi dan akomodasi menjadi tolok ukur dalam memonitor kondisi pemulihan saat ini.”
“Dengan melonjaknya angka transaksi dan jumlah pengguna di aplikasi tiket.com, serta menurunnya angka refund dan reschedule, kami sangat siap melayani semua kebutuhan masyarakat Indonesia untuk berpergian dan berlibur secara aman dan nyaman sesuai dengan protokol kesehatan dari pemerintah,” imbuhnya.
OYO juga masih optimis terhadap potensi industri hospitality di Indonesia, khususnya di sektor hotel budget. Adanya tren staycation di hotel-hotel budget dengan skala kecil yang tetap memberikan pengalaman menginap unik dinilai menjadi sinyal positif bagi potensi pertumbuhan OYO di Indonesia.