icon-category Technology

Blackberry dan Twitter Sedang Berseteru, Ini Penyebabnya

  • 03 Mar 2019 WIB
Bagikan :

Blackberry menuntut Twitter telah melakukan pelanggaran atas paten yang mereka miliki. Buntut dari perseteruan ini pun masuk ke ranah hukum.

Secara global, Blackberry yang menyebut dirinya sebagai perintis dalam teknologi perpesanan seluler, menuduh Twitter telah melakukan pelanggaran.

Baca Juga : Diibaratkan Bubur Ayam, Ini Beda Instagram vs Twitter

Blackberry menuntut Twitter karena mereka telah menciptakan aplikasi perpesanan seluler yang meniru inovasi Blackberry.

Twitter dituduh oleh Blackberry karena telah melanggar enam paten milik perusahaannya.

Beberapa paten yang telah dilanggar oleh Twitter mencakup paten push notification, fitur silent notification untuk pesan yang datang, dan teknik periklanan mobile.

Logo Twitter (Shutterstock)
Logo Twitter (Shutterstock)

Ini berarti seperti kasus penuntutan yang terulang kembali. Pada Maret 2018, Facebook, bersama dengan anak perusahaannya yaitu Instagram dan WhatsApp, juga dituntut oleh Blackberry.

Di dalam pengadilan California, Amerika Serikat, saat itu Blackberry juga menuduh Facebook telah melanggar 7 paten milik mereka.

Baca Juga : Salah Satu Pendiri Twitter Hengkang, Ini Salam Perpisahannya

Paten yang dilanggar mencakup fitur keamanan, fitur antarmuka, pembaruan status hemat daya, fitur perpesanan mobile pada game dan fitur silent notification.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada September 2018, Facebook menuntut balik Blackberry.

Mereka mengatakan bahwa Blackberry juga telah melanggar lima paten milik perusahaannya.

Dikutip dari TechCrunch, kedua gugatan tersebut diketahui masih dalam proses pengadilan.

Dengan adanya kasus Blackberry menuntut Twitter, sepertinya berkas kasus gugatan pengadilan dari Blackberry akan semakin banyak. (HiTekno.com)

 

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini