Home
/
News

Bluescope Indonesia Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja

Bluescope Indonesia Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja

Chairul Akhmad24 November 2016
Bagikan :
tempo
Preview


Produsen baja ringan PT NS Bluescope Indonesia berupaya meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi melalui pelatihan yang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Meski kerja sama belum resmi dilakukan secara tertulis, tetapi kami sudah terlibat dalam penyusunan standar kompetensi tenaga kerja konstruksi sejak lama," kata Presiden Direktur PT NS Bluescope Indonesia Simon Linge pada peluncuran produk rangka atap dan penutup atap Bluescope Zacs di Semarang, Kamis, 24 November 2016.

Dikatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, dari sekitar 8,2 juta tenaga kerja konstruksi di seluruh Indonesia, hanya 10 persen yang sudah bersertifikat atau berkompetensi. "Dalam hal ini kami ingin ikut ambil bagian untuk meningkatkan prosentase tersebut melalui Bluescope training center," katanya.

Pihaknya berharap, melalui pelatihan tersebut para aplikator akan memiliki standar yang sama dalam melakukan pemasangan atap, rangka atap, dan dinding dengan material baja ringan dengan benar. Sementara itu, dengan dilakukannya pelatihan tersebut diharapkan dapat sekaligus memperluas pasar produk Bluescope di Indonesia khususnya Jawa Tengah.

"Banyak potensi yang dapat kami kerjakan di sini. Ke depan kami memprediksikan pasar kami akan meningkat mengingat sudah banyak masyarakat yang pindah dari material tradisional ke modern seperti baja ringan," katanya.

Mengenai kondisi pasar sendiri, dikatakan khusus untuk Indonesia permintaan baja ringan secara keseluruhan sebanyak 1,3 juta ton/tahun. Sedangkan kapasitas produksi PT NS Bluescope Indonesia hanya 250 ribu ton/tahun. Vice President Channel and Business Development PT NS Bluescope Indonesia Tirta Prabowo mengatakan pertumbuhan kebutuhan baja lapis di Indonesia meningkat hingga 5 persen.

Pihaknya memprediksi peningkatan permintaan juga akan terjadi di Jawa Tengah mengingat pertumbuhan residensial di wilayah ini cukup besar. "Meskipun saat ini baja ringan belum merupakan material utama yang digunakan untuk pembangunan rumah, ke depan kami meyakini produk ini menjadi salah alternatif yang tepat untuk material pembangunan rumah," katanya. *

ANTARA

Berita Terkait:
populerRelated Article