Bohong Soal Akun Bot, Twitter Kena Spill Mantan Bos
Uzone.id - Drama Elon Musk, Twitter dan rahasia akun bot di platform burung biru terus berlanjut, nih. Setelah membatalkan kesepakatan pembelian Twitter, hubungan dua pihak tersebut makin merembet kemana-mana.
Sebelumnya, Elon memutuskan batal membeli Twitter karena adanya kejanggalan dalam perhitungan jumlah akun bot yang diberikan Twitter. Sepertinya, feeling Elon soal ini benar adanya.Selasa (23/08) waktu setempat, eks kepala keamanan Twitter menjelaskan secara blak-blakan kalau Twitter telah menyesatkan regulator federal soal keamanan platform mereka.
Dilansir dari The Verge, eks kepala keamanan bernama Peiter “Mudge "Zatko ini juga mengatakan kalau Twitter gagal memperkirakan secara tepat jumlah akun bot di platform mereka.
Bahkan ia mengatakan kalau tim eksekutif dari platform burung biru ini tak memiliki sumber daya untuk memahami jumlah akun bot yang sebenarnya.
Zatko sendiri dipecat pada Januari lalu karena ia menolak untuk tetap diam soal kerentanan keamanan perusahaan. Kini, eks kepala keamanan tersebut beralih menjadi seorang pakar keamanan siber.
Tak tanggung-tanggung, sang pakar siber ini setidaknya memiliki 200 halaman yang penuh dengan keluhan terhadap Twitter.
Salah satunya, pada bulan lalu terkait adanya tindak penipuan terhadap pemegang saham dan pelanggaran perjanjian dengan Federal Trade Commission (FTC) soal standar keamanan.
Baca juga: 'Pansos' Level Elon Musk: Prank Mau Beli MU
Dari 200 halaman tersebut, ada beberapa laporan dan tuduhan yang akan cukup memberatkan Twitter.
Yang pertama, Zatko menuduh adanya akses sembarangan terhadap sistem kritis. Ia menyebutkan bahwa sekitar setengah dari 7000 lebih karyawan full-time Twitter punya akses ke data pribadi pengguna, seperti nomor telepon. Ia juga menuduh kalau Twitter punya ribuan laptop berisi salinan lengkap source code milik platform.
Kedua, Twitter dituduh berulang kali membuat pernyataan palsu dan menyesatkan kepada pengguna dan FTC sehingga platform dinilai melanggar perjanjian.
Ketiga, Twitter berulang kali mengklaim kalau hanya ada sekitar 5 persen bot, akun palsu atau spam yang menjadi pengguna aktif bulanannya. Tapi nyatanya, Zatko blak-blakan menyebut kalau metode untuk mengukur angka ini menyesatkan.
Bahkan, Zatko menyebut kalau para eksekutif diberi intensif dengan bonus hingga USD10 juta untuk meningkatkan jumlah pengguna dibandingkan menghapus bot dan spam.
Selanjutnya, Twitter juga dituduh sebagai agen pemerintah yang ingin menindak adanya perbedaan pendapat. Ia bahkan yakin kalau pemerintah India memaksa Twitter untuk menyewa agen pemerintah untuk mengakses data sensitif.
Baca juga: Elon Musk Batal Beli Twitter
Terakhir, Twitter dituduh gagal menghapus data pengguna ketika ada yang meminta. Pasalnya, catatan data pengguna ini sudah tersebar terlalu luas di antara sistem internal untuk dilacak dengan benar.
Menanggapi hal ini, Twitter mengatakan kalau mantan kepala keamanannya ini hanya membuat sensasi belaka. Mereka juga membantah kalau Zatko dipecat karena diminta bungkam soal hal ini.
“Tn. Zatko dipecat dari peran eksekutif seniornya di Twitter karena kinerja yang buruk dan kepemimpinan yang tidak efektif selama enam bulan lalu,” ujar juru bicara Twitter, dikutip dari The Verge.
“Tuduhan Tuan Zatko dengan timing yang cukup tepat tampaknya dirancang untuk menarik perhatian dan menimbulkan kerugian platform, pelanggan, dan pemegang saham. Keamanan dan privasi telah lama menjadi prioritas seluruh perusahaan di Twitter dan kami masih memiliki banyak pekerjaan di depan kami,” bantah juru bicara Twitter.
Hmm, gimana menurut kalian, Uzoners?