Boncos Gara-gara Latih Chatbot, OpenAI Harus Siap Rugi Rp81 Triliun
Uzone.id — Tak bisa dipungkiri kalau sampai saat ini ChatGPT masih jadi chatbot AI paling terkenal di seluruh dunia. Bahkan, dengan update-update terbarunya, chatbot AI satu ini semakin pintar dan bisa memenuhi berbagai permintaan penggunanya.
Tapi, siapa sangka dibalik kesuksesan ChatGPT ini, induk perusahaannya terseok-seok dan terus diprediksi bangkrut dari tahun ke tahun.Sebuah analisa terbaru yang dilakukan oleh The Information menyebut bahwa OpenAI selaku induk ChatGPT diprediksi akan mengalami kerugian hingga USD5 miliar atau Rp81 triliun di tahun ini.
“Perusahaan yang memiliki nilai pasar sekitar USD80 miliar ini diperkirakan akan menghabiskan sekitar USD7 miliar tahun ini untuk melatih dan mengoperasikan chatbot mereka,” kata The Information dikutip dari Deadline, Senin, (05/08).
Biaya operasional ini termasuk biaya sewa kapasitas server dari Microsoft untuk menjalankan ChatGPT, biaya tersebut menghabiskan kurang lebih USD4 miliar atau RP64,7 triliun.
Sementara USD3 miliar lainnya digunakan untuk melatih model AI dengan data baru, termasuk bekerja sama dengan publisher untuk konten-konten copyright.
Bahkan, biaya akan semakin membengkak dengan tambahan pengeluaran sebesar USD1,5 miliar untuk membayar upah 1.500 karyawannya di seluruh dunia.
Dengan biaya perusahaan yang membengkak, OpenAI tentu harus bekerja keras untuk mendapatkan pemasukan lebih dari itu. Bahkan saat ini, peluang profitabilitas pun semakin terjal akibat adanya persaingan yang ketat.
Terlepas dari kerugian yang terus menghantui, OpenAI saat ini terus mengembangkan produk terbaru mereka, termasuk kehadiran Sora yang ditunggu-tunggu, SearchGPT hingga model AI cerdas GPT-4.