Bremm Journey Nataru 2022: Suzuki Ertiga Hybrid Unggul di Kemacetan
Uzone.id - Saya cukup terkesan ketika mengajak jalan-jalan Ertiga Hybrid tipe GX AT dari Depok ke Sukabumi PP (pulang-pergi) yang jaraknya sekitar 170 km ditambah bonus kemacetan yang cukup menyebalkan di beberapa titik, terutama di area Pasar Cibadak dan Pasar Cisaat.
Suzuki memang niat betul meningkatkan kemampuan Ertiga agar lebih hemat bensin, khususnya ketika sering menghadapi kemacetan saat perjalanan dalam kota.Saya sengaja mengisi bensin dengan kapasitas setengah tangki pada Ertiga Hybrid ini ketika pulang-pergi Depok-Sukabumi.
Sebetulnya, ini sebagai tantangan saja kepada Ertiga Hybrid apakah dia mampu melakukan perjalanan sejauh 170 km, apalagi saat menuju Sukabumi mendapat banyak hambatan karena beberapa kali menghadapi kemacetan di area pasar.
Ketika sampai di Kota Sukabumi, saya juga ajak Ertiga Hybrid keliling kota dengan mengunjungi beberapa tempat kuliner yang mengasyikkan.
BACA JUGA: Brem Journey Nataru 2022: Fitur Canggih Stargazer untuk Perjalanan Liburan
Bukti Ertiga Hybrid ini lebih irit dibandingkan Ertiga biasa, ketika kami pulang dan tiba di rumah, bensin di tangka masih tersisa. Terlihat jarum Fuel Meter menunjuk strip di atas E.
Apa yang membuat Ertiga Hybrid ini lebih irit bensin dibandingkan Ertiga biasa?
Ertiga Hybrid - meskipun sebetulnya mengusung mild hybrid – bisa lebih irit bensin karena membawa teknologi Suzuki Smart System di mana terdapat Integrated Starter Generator (ISG) yang dipasangkan dengan baterai lithium-ion (6 Ah 12 V) yang ditempatkan di bawah jok penumpang depan.
Mesin yang dibawa Ertiga Hybrid masih sama dengan Ertiga biasa dengan kode K15B 4 silinder, 1.500cc. Mesin ini bisa menghasilkan tenaga 105 ps dan torsi 138 Nm.
Kemudian, ISG juga terhubung dengan Idling Stop System atau disebut juga Engine Auto Stop.
Sekali lagi, ISG pada Ertiga Hybrid ini benar-benar bisa terasa ketika mobil menghadapi kemacetan karena Engine Auto Stop akan bekerja dan ketika berakselerasi akan dibantu oleh motor listrik dalam beberapa detik. Sehingga, tak akan begitu punya pengaruh ketika melaju di jalanan yang lancar.
Karena jalan raya menuju Sukabumi memiliki kontur naik turun, baterai juga bisa cepat terisi kembali saat melewati turunan dengan memanfaatkan brake engine.
Ketika mesin menyala diam-diam saat tuas rem dilepaskan, saya merasakan getarannya halus sehingga tak mengganggu perjalanan selama berkendara.
Nah, itu kelebihan teknologi ISG pada Ertiga Hybrid yang membuat mobil ini lebih irit.
Hal lain yang bikin Ertiga Hybrid menyenangkan saat dikendarai adalah keleluasaan kabinnya. Kabin terasa luas karena jarak door trim dengan jok cukup lebar.
Kemudian, saya merasakan Ertiga Hybrid ini minim blind spot karena pilar A menjorok ke depan.
Posisi berkendara juga terasa nyaman karena jok bisa maju mundur, dan bisa diatur ke atas dan ke bawah. Meskipun pengaturannya masih mekanikal.
Saya yang memiliki tinggi 167 cm, ketika membawa mobil ini terasa ergonomis.
BACA JUGA: Bremm Journey Nataru 2022: Kencan Bareng BR-V di Purwakarta
Bagian roda kemudi membawa fitur tilt steering, namun tidak terdapat telescopic. Menurut saya, ini masih bisa ditoleransi mengingat harga LMPV ini di bawah harga Rp290 juta (OTR Jakarta).
Meskipun speedometer, tachometer, fuel meter dan temperature gauge masih menggunakan analog, tapi pada sudah disediakan multi information display (MID) dengan layar TFT yang menyediakan informasi efisiensi bahan bakar, informasi penggunaan ISG, dan informasi efisiensi bahan bakar.
Fitur Cruise Control yang tersedia bisa dimanfaatkan ketika kita ingin membatasi kecepatan kendaraan di jalan tol. Pasalnya, kalau kecepatan mobil melebihi 100 km/jam, siap-siap saja mendapat 'surat cinta' dari polisi.
Fitur lainnya yang bermanfaat ketika perjalanan jauh tersedianya kantong-kantong untuk menyimpan barang di door trum, lalu ada cup holder dengan ventilasi AC di konsol tengah.
Tersedia juga USB charging, port charging 12 Volt di bawah dashboard dan jok baris kedua. Lalu ada fitur rear defogger dan front defogger yang sangat berguna ketika menghadapi hujan.
Di bagian suspensi depan memakai MacPherson strut with coil spring, dan suspensi belakang torsion beam with coil spring membuat perjalanan jauh juga menjadi nyaman ketika melewati jalanan kasar atau sedikit bergelombang.
Oya, ada juga fitur Guide Me Light di mana cahaya lampu utama membantu pengendara yang sedang mencari atau menuju kendaraan atau ketika meninggalkan kendaraan di kondisi gelap,
Kekurangan Ertiga Hybrid
Sayangnya, LMPV di bawah Rp190 juta ini tidak menyediakan fitur Android Auto dan Apple CarPlay pada head unit ukuran 8 inci.
Selain itu, tidak terdapat arm rest di konsol tengah sehingga pengemudi tidak bisa mengistirahatkan tangan kirinya saat duduk kokpit.
Kekurangan lainnya yang saya rasakan adalah keheningan kabinnya masih kalah sama Wagon R.
VIDEO Test Drive Wuling Almaz Hybrid, Berapa Konsumsi BBM-nya?