Broadcast WA yang Larang Keluar Rumah Gegara Gelombang Panas: Hoaks!
Uzone.id – Kalian termasuk salah satu yang menerima pesan berantai (broadcast message) di WhatsApp tentang imbauan agar jangan keluar rumah karena cuaca panas yang sangat ekstrem? Informasi ini dapat dipastikan bersifat hoaks.
Pesan broadcast di WhatsApp tersebut cukup panjang dengan ‘niat’ mengimbau siapapun yang membacanya agar terinformasikan mengenai 20 kota di Indonesia yang mengalami gelombang panas.“Dear all, mulai besok sampai 3 hari ke depan di harapkan kurangi aktivitas di luar rumah karena cuaca panas extreme melanda Indonesia untuk 3 hari ke depan. Banyak minum air mineral dan multivitamin ya …
Temperatur panas extreme yang terbaca oleh deteksi satelit hari ini, adalah di daerah :
Jakarta 38°C
Depok 38°C
Serang Banten 44°C
Bekasi 38°C
Tangerang 44°C
Jogjakarta 40°C
Malang 44°C
Solo 45°C
Madiun 39°C
Magelang 39°C
Purworejo 43°C
Madura 42°C
Bali 45°C
Lombok 43°C
Riau 45°C
Pekanbaru 45°C
Batam 42°C
Makassar 43°C
Pare-pare dan bone 40°C
Papua Nugini, nyaris mendekati 50°C
Daerah lain masih dalam pantauan mitigasi klimatologi NASA. Jaga kesehatan, pola makan, dan banyak minum air ya, Kawan. Panas extreme pemicu dehidrasi, malaria, tifus, campak, dan pelemahan sel jaringan otak.”
Begitu kira-kira isi pesan berantai yang berseliweran di WhatsApp.
Pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengklarifikasi pesan broadcast ini sebagai hoaks. Menurut Kominfo, pesan tersebut tidak memiliki sumber kredibel.
Kominfo mengacu pada pernyataan dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada 25 April 2023 yang mengatakan gelombang panas Asia memang masih berlangsung, namun tidak terjadi di Indonesia.
“Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut,” ungkap Dwikorita dalam pernyataan resminya.
Dari penjelasannya, secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023. Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi.
Variasi suhu maksimum 34°C - 36°C untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.
“Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi seputar ultraviolet, serta mengikuti dan melaksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing- masing kategori index UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktivitas di luar ruangan,” tutup Dwikorita.