Home
/
News

Budaya Berpuasa Bukan Hanya di Islam Saja, Lho!

Budaya Berpuasa Bukan Hanya di Islam Saja, Lho!
Redaksi Cosmopolitan Indonesia11 June 2017
Bagikan :

Di negara yang mayoritas Islam ini, berpuasa 30 hari di bulan Ramadhan bukan lagi suatu kejutan. Kegiatan ini dipercaya dapat mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara menahan rasa lapar, haus, emosi, dan nafsu.

Dengan melakukan ini, para Muslim menunjukkan bahwa ia siap meninggalkan apa pun demi kepercayaannya.

Namun, ternyata budaya menahan lapar ini bukan hanya di Islam saja, lho. Agama Yahudi, Budha, dan juga Kristen memiliki ajaran serupa. Yup, ternyata aktivitas ini merupakan tradisi kuno yang sudah dijalankan bertahun-tahun sebelumnya. Beautfiul, isn't it?

[ BACA JUGA: Perjalanan Tubuh Anda Selama 30 Hari Puasa ]

Agama Katolik

Saat pra Paskah, umat Katolik menjalani puasa selama 40 hari dimulai dari Rabu Abu sampai Minggu Paskah. Puasa tersebut dilakukan setiap hari jumat dan hari besar (Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Paskah), di mana para penganut hanya diperbolehkan mengonsumsi satu porsi makanan besar yang mengenyangkan selama satu hari penuh.

Selain berpuasa, umat Katolik di atas 17 tahun wajib melakukan pantang, yaitu menolak makanan atau minuman favorit selama 40 hari tersebut. Hal yang dipantang bersifat bebas, jadi semisal seseorang memilih pantang daging merah, maka ia tidak diperbolehkan mengonsumsi daging merah sampai hari Paskah.

Pantang pun tidak terbatas dengan makanan saja. Hal yang dianggap “mengikat” seperti televisi, laptop, smartphone, atau bahkan emosi seperti amarah juga bisa dipantang. Sesuai dengan kemampuan orang tersebut, ia dapat memilih lebih dari satu hal untuk dijadikan pantangan.

Puasa dan pantang dilakukan untuk melatih rohani dan mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama. Selain itu, umat Katolik juga mengenang pengorbanan Yesus ketika menyelamatkan kaumnnya dengan cara disalib.

 

Agama Budha

Dalam agama Budha, kegiatan berpuasa sengaja dilakukan demi “memperbaiki” jiwa. Berbeda dengan agama Islam, kaum Budha diperbolehkan minum. Kegiatan yang disebut Uposatha ini tidak bersifat wajib, namun biasanya dilakukan sebanyak dua kali sebulan, terutama saat bulan purnama.

Uposatha mengikuti delapan sila yang harus dijalani:

1.Tidak membunuh atau melukai makhluk hidup (manusia dan binatang).
2.Tidak mencuri.
3.Tidak melakukan seks (not even masturbation).
4.Tidak berbohong.
5.Tidak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
6.Tidak makan dari tengah hari (saat matahari di atas kepala) sampai subuh.
7.Tidak mendengarkan musik, bernyanyi, menonton film, atau memakai kosmetik.
8.Tidak menggunakan barang mewah.

Agama Yahudi

Penganut agama Yahudi berpuasa pada Hari Penebusan Dosa atau disebut dengan Yom Kippur. Kegiatan ini dilakukan pada hari ke-10 dalam bulan Tisyri, yang dianggap sebagai bulan pertama dalam kalender Yahudi. Setelah merayakan Tahun Baru Yahudi atau Rosh Hashanah, kaum Yahudi berpuasa untuk merenungkan dosa yang telah dilakukan tahun sebelumnya.

Yom Kippur dipercaya sebagai hari penentuan nasib untuk tahun yang akan datang. Maka dari itu, berpuasa dianggap wajib dan sangat serius, terutama untuk memohon ampun. Kegiatan puasa dijalankan selama 25 jam, dari sunset hari pertama sampai sunset di hari berikutnya. Bukan hanya meninggalkan makanan dan minuman, penganut juga tidak diperbolehkan untuk bekerja, berhubungan seks, bahkan mandi.

Selain Yom Kippur, ada empat hari lain dalam tradisi Yahudi yang melibatkan kegiatan puasa. Walaupun tidak wajib, hari-hari tersebut digunakan untuk mengenang kejadian menyedihkan yang memengaruhi orang Yahudi. Untuk puasa ini, penganut akan menahan lapar dari matahari terbit sampai bintang pertama muncul di langit. Happy fasting! (Sky Drupadi / SW / Image: Doc. shutterstock / clickphotos)

populerRelated Article