Bukalapak akan Tindak Tegas Pedagang yang Jual Mahal Masker
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mengumumkan dua orang di Indonesia positif terkena virus corona. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto juga telah menyatakan bahwa domisili dua orang tersebut di Depok, Jawa Barat.Setelah mengetahui informasi tersebut, tak sedikit warga yang langsung berburu masker. Dari pantauan Uzone.id, banyak orang-orang di sekitar Stasiun Depok Lama memborong masker.
Ya! Memakai masker merupakan salah satu cara untuk membantu melindungi diri dari virus corona. Mengutip AloDokter, menggunakan masker disarankan bagi orang yang bepergian untuk mengantisipasi penularan virus corona.
Tak heran, harga masker melambung karena permintaan yang tinggi. Lantas, bagaimana dengan harga masker yang dijual di e-commerce di Tanah Air, seperti Bukalapak?
Baca juga: Beijing Luncurkan Sistem QR Code untuk Lacak Virus Corona
Kepada Uzone.id, Intan Wibisono, Head of Corporate Communications Bukalapak mengungkapkan bahwa pihaknya turut aktif dalam memantau harga masker yang ada di platform Bukalapak.
“Dalam hal ini, kami memperbolehkan pelapak untuk menentukan harga produk dan strategi penjualan masing-masing. Akan tetapi, Bukalapak akan menindak pelapak yang memanfaatkan situasi pandemi demi meraup keuntungan tidak wajar dan menghalangi akses masyarakat untuk mendapatkan alat kesehatan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, “Pelapak yang dilaporkan para pengguna menaikkan harga barang secara tidak wajar akan segera ditake-down, sehingga pengguna tetap bisa mendapatkan produk masker yang dibutuhkan dengan kisaran harga normal.”
Baca juga: Akun Twitter Ini Beri Info Akurat Soal Virus Corona di Indonesia
Sementara itu, saat virus corona mewabah kali pertama di China pada Selasa (21/1), beberapa e-commerce setempat, seperti Taobao, Suning, dan JD.com membuat perjanjian untuk mencegah lonjakan harga barang medis, seperti masker dan desinfektan.
Situs-situs belanja online di China tersebut juga menawarkan layanan pengiriman tanpa henti selama Tahun Baru Imlek. Perjanjian ini muncul, karena ada desas-desus bahwa pasokan masker hampir habis di sebagian besar toko obat di beberapa kota terbesar di China.