Cara Cuci Tangan yang Salah, Tapi Sering Dilakukan Banyak Orang
Kira-kira, apa saja kebiasaan cara cuci tangan yang salah dan sering dilakukan banyak orang? Yuk, simak ulasannya di bawah ini untuk tahu seperti apa cara cuci tangan yang baik dan benar.
Cara cuci tangan yang salah, namun sering kali dilakukan banyak orang
Tangan jadi anggota tubuh yang paling mudah terpapar berbagai zat asing, bukan hanya patogen (bibit penyakit) tapi juga zat kimia. Selain itu, Anda juga sering menggunakan tangan untuk memegang makanan, mengambil peralatan makan, juga untuk menyentuh mata atau hidung.Tentu, tangan jadi akses mudah bagi berbagai zat asing untuk masuk ke dalam tubuh, bukan? Itulah sebabnya menerapkan kebiasaan cuci tangan itu penting. Sayangnya, masih banyak orang yang cuci tangan dengan cara yang salah, seperti berikut ini.
1. Cuci tangan tidak dengan air yang mengalir
Selain tidak pakai sabun, banyak juga orang yang suka mencuci tangan dengan air yang tidak mengalir. Misalnya, memasukkan tangan ke dalam air di wadah seperti ember, gayung, atau mangkuk kecil. Biasanya, tindakan ini sering Anda lakukan saat makan di tempat makan lesehan. Rasa malas untuk cuci tangan dari air keran dan rasa lapar, kadang membuat Anda lebih memilih cuci tangan dari air kobokan.
Walaupun tangan sudah terkena air dan Anda sudah meremas jari-jari tangan Anda, cuci tangan dengan cara seperti ini tidak membuat tangan Anda benar-benar bersih. Rendaman air dalam mangkok telah tercampur dengan kotoran dari tangan Anda. Saat Anda mengangkat tangan, bakteri yang menggenang akan menempel terbawa kembali pada tangan Anda.
2. Cuci tangan dengan air saja
Mungkin Anda jadi salah satu dari sekian banyak orang yang cuci tangan hanya dengan air saja. Jangan salah, cuci tangan dengan air mengalir saja itu belum ampuh untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada kulit, lho.
Air hanya membawa sebagian kuman atau bakteri, tidak benar-benar membunuh semua kotoran. Apalagi jika tangan Anda telah memegang atau terpapar dengan benda yang kotor, jumlah dan variasi kuman dan bakteri tentu akan lebih banyak.
3. Cuci tangan dengan sabun biasa
Selain menggunakan air yang mengalir, Anda perlu sabun untuk cuci tangan. Air hanya akan menyapu beberapa kuman saja tapi tidak membunuhnya. Anda bisa memilih sabun antiseptik untuk cuci tangan.
Sabun jenis ini memiliki kandungan khusus yang mampu membunuh kuman. Jadi, tangan Anda akan lebih bersih dan terbebas dari kotoran dan bibit penyakit.
Hindari cuci tangan dengan sabun pembersih piring, apalagi jika Anda memiliki jenis kulit sensitif atau memiliki masalah pada kulit.
4. Hanya menggosok bagian telapak tangan saja
Ya, semua orang tahu bahwa saat mencuci tangan, Anda perlu menggosok-gosokkan telapak tangan Anda. Masalahnya, apakah Anda sudah yakin bahwa kuman hanya berada pada telapakn tangan saja? Bagaimana dengan sela jari dan kuku Anda?
Anda perlu tahu bahwa kuman suka sekali bersembunyi di tempat-tempat yang sulit dijangkau, tentunya pada sela jari dan kuku. Bila Anda hanya menggosok bagian telapak tangan saja, kuman yang bersembunyi di sela kuku tidak akan ikut dibersihkan. Anda harus memastikan untuk menggosok seluruh area tangan sampai berbusa. Menggosok sabun antiseptik hingga berbusa adalah kunci untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan mikroba yang menempel pada kulit.
5. Terlalu sebentar mencuci tangan
Sudah pakai sabun antiseptik dan dibilas dengan air mengalir, pasti Anda menganggap cara cuci tangan Anda sudah baik dan benar. Padahal jika Anda mencuci hanya sebentar saja, belum ampuh membunuh kuman. Sebuah penelitian di Michigan State University menunjukkan 95% orang tidak mencuci tangan mereka cukup lama. Mereka hanya menghabiskan waktu sekitar 6 detik untuk cuci tangan.
Akibatnya, tidak semua kuman mati terbunuh dan masih menempel di tangan. Mencuci tangan yang efektif membutuhkan waktu sekitar 20 detik dengan gerakan menggosok sabun antiseptik dan membilaskannya dengan air mengalir. Jadi, mulai sekarang jangan asal cuci tangan saja, ya.
The post Cara Cuci Tangan yang Salah, Tapi Sering Dilakukan Banyak Orang appeared first on Hello Sehat.