Home
/
Health

Cara Tepat Hindari Serangan Jantung

Cara Tepat Hindari Serangan Jantung

Redaksi Fitness For Men17 May 2017
Bagikan :

Denyut nadi normal manusia dalam keadaan istirahat normalnya adalah 60-90 kali denyut per menit. Namun, biasanya orang memiliki 72 kali denyut per menitnya. Kalau lebih dari 90, itu sudah terlalu tinggi. Jika Anda berusia 20 tahun, denyut nadi saat olahraga jangan melebihi 160 denyut per menit. Sangat penting untuk menghitung terlebih dahulu denyut nadi sebelum berolahraga agar terhindar dari risiko serangan jantung.


Untuk mengetahui denyut nadi, ada rumusan saat berlatih, yakni 220 dikurangi usia dalam tahun yang hasilnya 100 persen dari denyut jantung. Untuk berlatih, persentase denyut jantung ideal adalah 60 persen sampai 80 persen. Contohnya: Jika Anda berusia 20 tahun, berarti 60 persen x 200 sama dengan 120 kali denyutan per menit.

Dan, untuk batas atasnya adalah 80 persen x 200 sama dengan 160 kali denyutan per menit. Jika Anda berlatih namun denyut jantung kurang dari 120, berarti latihan yang Anda lakukan sia-sia karena tidak cukup memberikan tekanan pada jantung. Sebaliknya, kalau melampaui angka 180, berarti Anda berisiko terkena serangan jantung.

Olahraga itu bisa seperti pisau bermata dua, bisa memotong atau kepotong. Karena itu, tidak bisa sembarangan berolahraga, terutama untuk kelompok usia tertentu atau memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes, obesitas, dan kanker. Jika olahraga dilakukan secara asal, maka justru akan membahayakan, bahkan berakibat fatal. Sebelum dan sesudah berolahraga jangan lupa memeriksa denyut jantung. Selain itu, lakukan pemanasan dan pendinginan secara benar. Jika saat pemanasan, seseorang sudah merasa pusing, waspadalah dan urungkan untuk meneruskan berolahraga berat.

Saat olahraga, detak jantung biasanya menjadi lebih cepat sehingga mengakibatkan tekanan darah naik. Suhu tubuh menjadi panas karena aliran darah di dalam tubuh menjadi lebih banyak. Dan ketika masuk ke pendinginan, jangan berhenti secara mendadak karena pada saat itu, otot tetap tegang dan berkontraksi, namun detak jantung tidak secepat gerakan aliran darah dari jantung ke otot atau sebaliknya. Itulah yang kerap membuat seseorang pusing, melayang, dan hilang keseimbangan setelah berolahraga.

Seyogyanya, setiap orang yang mau berolahraga perlu mendapatkan edukasi dan kesadaran demi menjaga kesehatannya. Jangan hanya memainkan perasaan tapi juga dengan logika dan penilaian lainnya. Dan, jangan pernah lupakan pemanasan serta pendinginan sesudah latihan - keduanya sama-sama penting. Latihan bisa membuat otot berkontraksi dan aktivitas berulang-ulang akan menyebabkan otot memendek sehingga dibutuhkan peregangan setelah latihan agar otot tetap lentur.


Narasumber: dr. Michael Triangto, Sp.KO, Dokter spesialis kesehatan olahraga dari Slim and Health Sport Theraphy, Mall Taman Anggrek, Jakarta.

populerRelated Article