Cerita Haru Roy Kiyoshi Sewaktu Sekolah di Beijing
-
Roy Kiyoshi (31) sempat terbang ke Beijing, Cina pada 2004 silam untuk mengambil sekolah kedokteran, sebelum memutuskan menjadi seorang konsultan spiritual. Ia pergi seorang diri dan tinggal di sebuah apartemen di sana dengan kondisi tidak fasih berbahasa Mandarin.
Suatu hari, di masa-masa awal tinggal di Beijing itu dia sempat bingung mau mencari makan, padahal perut sudah lapar.“Itu benar-benar kali pertama ke luar negeri. Usia saya baru 17 tahun dan langsung tinggal sendiri. Saya waktu itu kesulitan mencari makanan. Mau keluar mencari makanan, saya takut kesasar, karena saya enggak tahu jalan. Mau order lewat telepon, enggak tahu mau hubungi nomor berapa,” kenang Roy Kiyoshi.
Rasanya Roy sudah ingin menangis. Akhirnya dia berdoa, lalu memencet nomor telepon dengan asal. Tak disangka tersambung ke seseorang. “Saya dengan kemampuan bahasa seadanya cuma bilang begini, 'saya orang Indonesia, saya lapar.' Orang ini bilang bahwa ini bukan restoran.”
Akan tetapi yang bikin Roy terharu, orang ini rupanya memesankan makanan untuknya. “Tiba-tiba enggak lama ada delivery makanan ke kamar saya. Wow, kok bisa. Ini benar-benar luar biasa. Meski salah sambung, orang itu menjadi jembatan saya memesankan makanan ke restoran,” cerita Roy Kiyoshi. Ini sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
Sayangnya, Roy tidak melanjutkan studi kedokterannya di Beijing. Pada tahun 2006, Roy memilih kembali ke Indonesia. Katanya, dia merasa terpanggil untuk menjadi seorang konsultan spiritual. Ditinggalkan lah sekolah kedokterannya.
(Val/Val)